Show simple item record

dc.contributor.advisorNUGROHO, ARIS WIDYO
dc.contributor.advisorSUNARDI
dc.contributor.authorSUMARDI, SUMARDI
dc.date.accessioned2016-12-02T03:12:18Z
dc.date.available2016-12-02T03:12:18Z
dc.date.issued2016-11-02
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/6744
dc.descriptionElectro Chemical Machinining merupakan proses pemesinan yang memanfaatkan prinsip elektrolisis, dimana pada pemesinannya terdapat dua buah logam yaitu anoda (benda kerja) dan katoda (tool) yang direndam dalam suatu wadah yang berisikan cairan elektrolit. Akurasi dari pemesinan ECM dapat dilihat dari nilai MRR, overcut, dan ketirusan yang dipengaruhi oleh tegangan, gap, kosentrasi elektrolit, jenis cairan elektrolit, jenis material benda kerja, dan flow rate elektrolit. Variasi tegangan dan gap sangatlah penting pada proses ECM. Tanpa adanya tegangan dan gap proses pemesinan tidak akan terjadi. Maka dari itu perlu adanya pemilihan variasi nilai tegangan dan gap yang sesuai agar proses pemesinan pada ECM dapat berjalan dengan baik. Mengunakan elektroda tidak terisolasi agar proses pemesinan nya lebih cepat dibanding elektroda terisolasi. Pengujian pemesinan dilakukan dengan membuat lubang diameter 3 mm dengan variasi tegangan dan gap, pengaruhnya terhadap MRR, overcut, dan ketirusan. Tegangan divariasikan sebesar 7,10,13 volt dan gap divariasikan 0,5, 0,75 ,1 mm. Benda kerja dari bahan stainless steel 304 dengan dimensi 50x40 mm tebal 0,4 mm, dan tool terbuat dari bahan kuningan pejal diameter 3 mm. Semakin besar tegangan dan gap maka cenderung semakin besar nilai MRR benda kerja. Nilai MRR terbesar pada gap 0,5 mm dan tegangan 13 volt yaitu 3,30 x 10-4 g/dt, sedangkan nilai MRR terkecil pada gap 1 mm dan tegangan 7 volt yaitu 1,41 x 10-4 g/dt. Semakin besar tegangan dan gap semakin tinggi nilai overcut yang didapatkan. Nilai overcut tertinggi yang diperoleh pada pengujian dengan variasi gap 1 mm dan tegangan 13 volt yaitu 1,46 mm, sedangkan nilai overcut terendah pada gap 1,0 mm dan tegangan 7 volt yaitu 0,45 mm. Dari hasil pengujian variasi tegangan dan gap terhadap ketirusan mempunyai pola ketika gap kecil nilai ketirusan akan turun, tetapi saat gap besar nilai ketirusan akan besar dan kemudian mengalami kenaikan ketika tegangan dibesarkan. Nilai ketirusan tertinggi pada gap 1 mm dan tegangan 13 volt yaitu 21,03o, sedangkan nilai ketirusan terendah pada gap 0.5 mm dan tegangan 7 volt yaitu 0,40oen_US
dc.description.abstractElectro Chemical Machinining merupakan proses pemesinan yang memanfaatkan prinsip elektrolisis, dimana pada pemesinannya terdapat dua buah logam yaitu anoda (benda kerja) dan katoda (tool) yang direndam dalam suatu wadah yang berisikan cairan elektrolit. Akurasi dari pemesinan ECM dapat dilihat dari nilai MRR, overcut, dan ketirusan yang dipengaruhi oleh tegangan, gap, kosentrasi elektrolit, jenis cairan elektrolit, jenis material benda kerja, dan flow rate elektrolit. Variasi tegangan dan gap sangatlah penting pada proses ECM. Tanpa adanya tegangan dan gap proses pemesinan tidak akan terjadi. Maka dari itu perlu adanya pemilihan variasi nilai tegangan dan gap yang sesuai agar proses pemesinan pada ECM dapat berjalan dengan baik. Mengunakan elektroda tidak terisolasi agar proses pemesinan nya lebih cepat dibanding elektroda terisolasi. Pengujian pemesinan dilakukan dengan membuat lubang diameter 3 mm dengan variasi tegangan dan gap, pengaruhnya terhadap MRR, overcut, dan ketirusan. Tegangan divariasikan sebesar 7,10,13 volt dan gap divariasikan 0,5, 0,75 ,1 mm. Benda kerja dari bahan stainless steel 304 dengan dimensi 50x40 mm tebal 0,4 mm, dan tool terbuat dari bahan kuningan pejal diameter 3 mm. Semakin besar tegangan dan gap maka cenderung semakin besar nilai MRR benda kerja. Nilai MRR terbesar pada gap 0,5 mm dan tegangan 13 volt yaitu 3,30 x 10-4 g/dt, sedangkan nilai MRR terkecil pada gap 1 mm dan tegangan 7 volt yaitu 1,41 x 10-4 g/dt. Semakin besar tegangan dan gap semakin tinggi nilai overcut yang didapatkan. Nilai overcut tertinggi yang diperoleh pada pengujian dengan variasi gap 1 mm dan tegangan 13 volt yaitu 1,46 mm, sedangkan nilai overcut terendah pada gap 1,0 mm dan tegangan 7 volt yaitu 0,45 mm. Dari hasil pengujian variasi tegangan dan gap terhadap ketirusan mempunyai pola ketika gap kecil nilai ketirusan akan turun, tetapi saat gap besar nilai ketirusan akan besar dan kemudian mengalami kenaikan ketika tegangan dibesarkan. Nilai ketirusan tertinggi pada gap 1 mm dan tegangan 13 volt yaitu 21,03o, sedangkan nilai ketirusan terendah pada gap 0.5 mm dan tegangan 7 volt yaitu 0,40oen_US
dc.publisherFT UMYen_US
dc.subjectElectro Chemical Machining, MRR, overcut, ketirusan, stainless steel 304en_US
dc.titleANALISIS PERHITUNGAN MRR, OVERCUT DAN KETIRUSAN PADA STAINLESS STEEL 304 DENGAN PENGARUH VARIASI GAP DAN TEGANGAN PADA PROSES ELECTRO CHEMICAL MACHINING (ECM) MENGGUNAKAN ELEKTRODA TIDAK TERISOLASIen_US
dc.typeThesis SKR 186en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record