Show simple item record

dc.contributor.advisorWIDODO, BAMBANG EKA CAHYA
dc.contributor.authorATSARI, ALHAFIZ
dc.date.accessioned2016-12-26T01:49:44Z
dc.date.available2016-12-26T01:49:44Z
dc.date.issued2016-12-09
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/7452
dc.descriptionAda sebuah fenomena baru yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di Kota Yogyakarta yang tergabung di dalam sebuah gerakan kerelawanan atau disebut (JOINT). Kelompok ini mencoba mengusung, memunculkan calon independen atau perseorangan untuk maju dalam pemilihan umum dengan cara menyeleksi calon-calonnya secara terbuka (anti-patronase). Banyak kasus menjelaskan bahwa calon perseorangan yang maju merupakan kandidat dari sebuah partai politik yang kalah bersaing dengan calon lain untuk mendapatkan dukungan partai politik atau yang biasa disebut dengan calon pemimpin tanpa “perahu” politik. Penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan tentang proses kandidasi calon perseorangan yang dilakukan oleh JOINT pada pemilihan umum kepala daerah Kota Yogyakarta tahun 2017. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitiatif deskriptif. Sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. JOINT lahir dari keprihatinan sebagian masyarakat Kota Yogyakarta. Keprihatinan tersebut berhasil diaktualisasikan dalam sebuah bentuk gerakan kerelawanan politik dengan dukungan banyak tokoh-tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa proses kandidasi yang dilakukan JOINT terbagi menjadi empat proses yakni proses penominasian bakal calon, proses menentukan penyeleksi, proses uji calon kandidat, dan proses penetapan calon kandidat JOINT. Proses-proses yang dilakukan memperlihatkan tingkat inklusifitas JOINT terhadap masyarakat umum. Namun, masih ada kekurangan yang membuat JOINT tidak mampu ikut berkontestasi dalam pemilihan umum kepala daerah Kota Yogyakarta 2017 Kesimpulan dalam penelitian ini adalah JOINT telah berhasil memperlihatkan proses kandidasi yang terbuka untuk terhadap masyarakat dengan cara menyeleksi secara bersama-sama orang-orang yang mau memimpin Kota Yogyakarta. JOINT memperlihatkan sebuah proses yang demokratis. Namun, proses demokratis tersebut belum mampu menarik simpati masyarakat untuk mendukung JOINT dan juga calon kandidat yang diusungnya.en_US
dc.description.abstractAda sebuah fenomena baru yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di Kota Yogyakarta yang tergabung di dalam sebuah gerakan kerelawanan atau disebut (JOINT). Kelompok ini mencoba mengusung, memunculkan calon independen atau perseorangan untuk maju dalam pemilihan umum dengan cara menyeleksi calon-calonnya secara terbuka (anti-patronase). Banyak kasus menjelaskan bahwa calon perseorangan yang maju merupakan kandidat dari sebuah partai politik yang kalah bersaing dengan calon lain untuk mendapatkan dukungan partai politik atau yang biasa disebut dengan calon pemimpin tanpa “perahu” politik. Penelitian ini diharapkan mampu menggambarkan tentang proses kandidasi calon perseorangan yang dilakukan oleh JOINT pada pemilihan umum kepala daerah Kota Yogyakarta tahun 2017. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitiatif deskriptif. Sumber-sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi. JOINT lahir dari keprihatinan sebagian masyarakat Kota Yogyakarta. Keprihatinan tersebut berhasil diaktualisasikan dalam sebuah bentuk gerakan kerelawanan politik dengan dukungan banyak tokoh-tokoh masyarakat. Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa proses kandidasi yang dilakukan JOINT terbagi menjadi empat proses yakni proses penominasian bakal calon, proses menentukan penyeleksi, proses uji calon kandidat, dan proses penetapan calon kandidat JOINT. Proses-proses yang dilakukan memperlihatkan tingkat inklusifitas JOINT terhadap masyarakat umum. Namun, masih ada kekurangan yang membuat JOINT tidak mampu ikut berkontestasi dalam pemilihan umum kepala daerah Kota Yogyakarta 2017 Kesimpulan dalam penelitian ini adalah JOINT telah berhasil memperlihatkan proses kandidasi yang terbuka untuk terhadap masyarakat dengan cara menyeleksi secara bersama-sama orang-orang yang mau memimpin Kota Yogyakarta. JOINT memperlihatkan sebuah proses yang demokratis. Namun, proses demokratis tersebut belum mampu menarik simpati masyarakat untuk mendukung JOINT dan juga calon kandidat yang diusungnya.en_US
dc.publisherFISIP UMYen_US
dc.subjectkandidasi, calon perseorangan, jogja independent (JOINT), pilkada Kota Yogyakarta 2017.en_US
dc.titlePROSES KANDIDASI CALON PERSEORANGAN PADA PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017 (Studi Kasus Gerakan Jogja Independent (JOINT) di Kota Yogyakarta)en_US
dc.typeThesis SKR 591en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record