Show simple item record

dc.contributor.advisorSURWANDONO, SURWANDONO
dc.contributor.authorARIFIANTO, ADITYO
dc.date.accessioned2017-01-02T02:09:33Z
dc.date.available2017-01-02T02:09:33Z
dc.date.issued2017-01
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/7739
dc.descriptionSetelah perang Irak berakhir, Irak mengalami kerugian ekonomi yang sangat signifikan. Untuk dapat melanjutkan status Irak sebagai sebuah Negara yang menjamin kemakmuran rakyatnya, Irak harus dibangun kembali. Namun, Pemerintah Irak tidak dapat melakukan rekonstruksi sendirian. Dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk bersama-sama membangun Irak kembali. Sehingga, Pemerintah Irak membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan asing untuk menanam investasi di rekonstruksi Irak. Amerika Serikat menawarkan beberapa perusahaannya, termasuk Wamar International, untuk bergabung dalam proyek rekonstruksi tersebut. Amanat tersebut merupakan tawaran yang cukup beresiko bagi Wamar International mengingat bahwa kondisi keamanan dalam negeri pasca-perang Irak masih belum stabil. Namun, Wamar International memutuskan untuk menanam investasi dalam jumlah besar dalam rekonstruksi Irak. Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini mencoba untuk mengkaji alasan mengapa Wamar International memutuskan untuk menanam investasi dalam jumlah besar dalam rekonstruksi Irak, dengan menggunakan analisis melalui teori Business of Peace oleh Jane Nelson dan teori Penanaman Modal Asing oleh David K. Eitemen sebagai pendukung, lalu dilengkapi dengan teori Model Aktor Rasional oleh Graham T. Allison dalam mengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan metode kualitatif.en_US
dc.description.abstractSetelah perang Irak berakhir, Irak mengalami kerugian ekonomi yang sangat signifikan. Untuk dapat melanjutkan status Irak sebagai sebuah Negara yang menjamin kemakmuran rakyatnya, Irak harus dibangun kembali. Namun, Pemerintah Irak tidak dapat melakukan rekonstruksi sendirian. Dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk bersama-sama membangun Irak kembali. Sehingga, Pemerintah Irak membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan asing untuk menanam investasi di rekonstruksi Irak. Amerika Serikat menawarkan beberapa perusahaannya, termasuk Wamar International, untuk bergabung dalam proyek rekonstruksi tersebut. Amanat tersebut merupakan tawaran yang cukup beresiko bagi Wamar International mengingat bahwa kondisi keamanan dalam negeri pasca-perang Irak masih belum stabil. Namun, Wamar International memutuskan untuk menanam investasi dalam jumlah besar dalam rekonstruksi Irak. Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini mencoba untuk mengkaji alasan mengapa Wamar International memutuskan untuk menanam investasi dalam jumlah besar dalam rekonstruksi Irak, dengan menggunakan analisis melalui teori Business of Peace oleh Jane Nelson dan teori Penanaman Modal Asing oleh David K. Eitemen sebagai pendukung, lalu dilengkapi dengan teori Model Aktor Rasional oleh Graham T. Allison dalam mengambil keputusan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan metode kualitatif.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAen_US
dc.subjectWAMAR INTERNATIONALen_US
dc.subjectIRAKen_US
dc.subjectAMERIKA SERIKATen_US
dc.subjectREKONSTRUKSIen_US
dc.subjectINVESTASIen_US
dc.title“PERAN PERUSAHAAN WAMAR INTERNATIONAL DALAM REKONSTRUKSI IRAQ PASCA PERANG 2003-2008”en_US
dc.typeThesis SKR 443en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record