Show simple item record

dc.contributor.advisorPERMATASARI, ANE
dc.contributor.authorSAPUTRO, AMIN SAPTO
dc.date.accessioned2017-01-30T04:13:04Z
dc.date.available2017-01-30T04:13:04Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/8922
dc.descriptionPariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah. Kebijakan ini diberlakukan atas dasar masyarakat daerahnya memiliki modal sehingga dapat diandalkan untuk kemajuan daerahnya, salah satunya dengan kegiatan pariwisata. Hal ini juga yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Banyumas sebagai terobosan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyumas. Selain dari sektor pertanian sebagai penghasilan utama daerah kabupaten Banyumas, pendapatan dari retribusi pariwisata bisa dikatakan cukup besar, mengingat pada sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang vital. Hampir setiap daerah memiliki obyek wisata sebagai identitas daerah tersebut, bahkan seperti yang kita ketahui bagaimana Provinsi Bali yang sangat fokus dalam mengelola sektor pariwisatanya hingga dapat diakui oleh dunia. Merupakan suatu langkah jitu jika industri pariwisata dipergunakan oleh daerah-daerah di Indonesia yang miskin akan sumber daya alam sebagai suatu ssarana untuk meningkatkan PAD. Namun sebagai konsekuensinya, daerah-daerah tersebut harus melakukan pembangunan terhadap potensi-potensi pariwisata masing-masing daerah, mencari dan menciptakan peluang-peluang baru terhadap produk Pariwisata yang diunggulkan. Berdasarkan jenis penelitiannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dalam penelitian deskriptif pada penelitian studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi serta dokumentasi. Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisi data yang bersifat induktif yaitu analisis yang berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian menunjukan hasil dari wawancara yang dilakukan peneliti bahwa dalam upaya pengembangan yang dilakukan oleh DINPORABUDPAR Kabupaten Banyumas khususnya di Lokawisata Baturraden untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata masih terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan. Kurangnya keterlibatan pegawai yang berada di lapangan dalam proses pengembangan obyek wisata menjadikan hasil yang dirasakan kurang sesuai dengan keinginan dari pemberi masukan. Kemudian yang harus menjadikan perhatian bagi dinas terkait adalah kurangnya pelatihan bagi pegawai, terutama pegawai yang berada di lapangan. Jika dilihat secara keseluruhan pengembangan untuk Lokawisata Baturraden menurut peneliti sejauh ini sudah cukup bagus. Jika dilihat dari data jumlah pengunjung yang setiap tahun mengalami peningkatan ini menjadi salah satu indikator keberhasilan DINPORABUDPAR dalam mengembangkan Lokawisata Baturraden. Namun alangkah lebih baiknya pihak DINPORABUDPAR lebih berperan aktif dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang ada di Lokawisata Baturraden, mengingat keterbatasan pendidikan yang sebagian besar pegawai hanya lulusan sekolah menengah pertama dengan adanya pelatihan secara khuusus sesuai bidangnya dapat menjadikan mereka lebih produktif.en_US
dc.description.abstractPariwisata merupakan sektor yang bisa menunjang kemajuan suatu daerah, terutama dengan adanya peraturan mengenai otonomi daerah. Kebijakan ini diberlakukan atas dasar masyarakat daerahnya memiliki modal sehingga dapat diandalkan untuk kemajuan daerahnya, salah satunya dengan kegiatan pariwisata. Hal ini juga yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Banyumas sebagai terobosan guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyumas. Selain dari sektor pertanian sebagai penghasilan utama daerah kabupaten Banyumas, pendapatan dari retribusi pariwisata bisa dikatakan cukup besar, mengingat pada sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang vital. Hampir setiap daerah memiliki obyek wisata sebagai identitas daerah tersebut, bahkan seperti yang kita ketahui bagaimana Provinsi Bali yang sangat fokus dalam mengelola sektor pariwisatanya hingga dapat diakui oleh dunia. Merupakan suatu langkah jitu jika industri pariwisata dipergunakan oleh daerah-daerah di Indonesia yang miskin akan sumber daya alam sebagai suatu ssarana untuk meningkatkan PAD. Namun sebagai konsekuensinya, daerah-daerah tersebut harus melakukan pembangunan terhadap potensi-potensi pariwisata masing-masing daerah, mencari dan menciptakan peluang-peluang baru terhadap produk Pariwisata yang diunggulkan. Berdasarkan jenis penelitiannya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dalam penelitian deskriptif pada penelitian studi kasus. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi serta dokumentasi. Dalam menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisi data yang bersifat induktif yaitu analisis yang berdasarkan data yang diperoleh. Penelitian menunjukan hasil dari wawancara yang dilakukan peneliti bahwa dalam upaya pengembangan yang dilakukan oleh DINPORABUDPAR Kabupaten Banyumas khususnya di Lokawisata Baturraden untuk meningkatkan PAD dari sektor pariwisata masih terdapat beberapa hal yang harus di perhatikan. Kurangnya keterlibatan pegawai yang berada di lapangan dalam proses pengembangan obyek wisata menjadikan hasil yang dirasakan kurang sesuai dengan keinginan dari pemberi masukan. Kemudian yang harus menjadikan perhatian bagi dinas terkait adalah kurangnya pelatihan bagi pegawai, terutama pegawai yang berada di lapangan. Jika dilihat secara keseluruhan pengembangan untuk Lokawisata Baturraden menurut peneliti sejauh ini sudah cukup bagus. Jika dilihat dari data jumlah pengunjung yang setiap tahun mengalami peningkatan ini menjadi salah satu indikator keberhasilan DINPORABUDPAR dalam mengembangkan Lokawisata Baturraden. Namun alangkah lebih baiknya pihak DINPORABUDPAR lebih berperan aktif dalam usaha untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang ada di Lokawisata Baturraden, mengingat keterbatasan pendidikan yang sebagian besar pegawai hanya lulusan sekolah menengah pertama dengan adanya pelatihan secara khuusus sesuai bidangnya dapat menjadikan mereka lebih produktif.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFISIPOL UMYen_US
dc.subjectOBYEK WISATAen_US
dc.subjectKABUPATEN BANYUMASen_US
dc.subjectPENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2014en_US
dc.titleEVALUASI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KABUPATEN BANYUMAS DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TAHUN 2014 (STUDI KASUS DI OBYEK WISATA BATURRADEN)en_US
dc.typeThesis SKR 451en_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record