Show simple item record

dc.contributor.advisorISHAK, ASWAD
dc.contributor.authorRUSBIYANTO, RUSBIYANTO
dc.date.accessioned2017-02-14T03:14:38Z
dc.date.available2017-02-14T03:14:38Z
dc.date.issued2013-07-27
dc.identifier.urihttp://repository.umy.ac.id/handle/123456789/9199
dc.descriptionPada 26 Oktober 2010 Gunung Merapi mengalami erupsi pertama dan selanjutnya berturut-turut hinggal awal nopember 2010. Kejadian erupsi tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa sebanyak 242 orang meninggal di wilayah DIY dan rusaknya prasarana masyarakat akibat bencana tersebut. Kebiajakn Pemerintah Pusat adalah menetapkan bahwa daerah-daerah yang dilalui oleh lahar panas dan lahar dingin Merapi atau KRB harus dikosongkan dan direlokasi ke tempat yang lebih aman dengan disediakan hunian tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen komunikasi bencana BPBD Kabupaten Sleman dalam relokasi dan rehabilitas pasca bencana Merapi untuk mengurangi risiko bencana di kawasan rawan bencana telah dilakukan dengan baik walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat warga warga yang tidak mau direlokasi. Proses manajemen komunikasi bencana yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Sleman dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap perencanaan.en_US
dc.description.abstractPada 26 Oktober 2010 Gunung Merapi mengalami erupsi pertama dan selanjutnya berturut-turut hinggal awal nopember 2010. Kejadian erupsi tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa sebanyak 242 orang meninggal di wilayah DIY dan rusaknya prasarana masyarakat akibat bencana tersebut. Kebiajakn Pemerintah Pusat adalah menetapkan bahwa daerah-daerah yang dilalui oleh lahar panas dan lahar dingin Merapi atau KRB harus dikosongkan dan direlokasi ke tempat yang lebih aman dengan disediakan hunian tetap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen komunikasi bencana BPBD Kabupaten Sleman dalam relokasi dan rehabilitas pasca bencana Merapi untuk mengurangi risiko bencana di kawasan rawan bencana telah dilakukan dengan baik walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat warga warga yang tidak mau direlokasi. Proses manajemen komunikasi bencana yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Sleman dilakukan melalui beberapa tahap yaitu tahap perencanaan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.publisherFISIPOL UMYen_US
dc.subjectBENCANA MERAPIen_US
dc.subjectREHABILITASIen_US
dc.subjectRELOKASIen_US
dc.subjectMANAJEMEN KOMUNIKASIen_US
dc.subjectBENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SLEMANen_US
dc.titleMANAJEMEN KOMUNIKASI BENCANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN SLEMAN DALAM RELOKASI DAN REHABILITASI PASCA BENCANA MERAPIen_US
dc.typeThesisen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record