STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SUNGAI LILIN – BAYUNG LENCIR
Abstract
Kabupaten Musi Banyuasin merupakan salah satu Kabupaten yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan yang memiliki potensi daerah yang cukup besar yaitu pada sektor pertambangan dan pertaniannya. Potensi migas dan batubara yang belum tereksplorasi tersebut disebabkan karena terbatasnya kapasitas jaringan transportasi yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Terbatasnya kapasitas layanan jalan menjadikan transportasi kereta api menjadi pilihan yang sangat tepat sebagai alat angkut penumpang dan barang dengan kapasitas yang cukup besar. Sasaran pengembangan jaringan jalur kereta api di Pulau Sumatera adalah salah satu upaya Pemerintah guna mewujudkan Trans Sumatera Railways (RIPNas, 2011). Untuk mewujudkan hal ini, Pemerintah Sumatera Selatan berupaya melakukan pembangunan sarana dan prasarana perkeretaapian lintas layanan Palembang – Betung – Jambi. Salah satu hal penting dalam perkeretaapian merupakan kajian pola operasi dimana perencanaan pola operasi kereta api adalah penyusunan konsep rencana yang akan menjadi pedoman dalam merencanakan operasi kereta api yang berkaitan dengan waktu perjalanan, kecepatan rata – rata, jadwal perjalanan, dan pengaturan operasi kereta api.
Penelitian ini bertujuan merencanakan kajian pola operasi jalur kereta api ganda lintas layanan Sungai Lilin – Bayung Lencir. Hal – hal pokok yang tercakup dalam konsep rencana kajian pola operasi kereta api adalah tipikal tata letak dan panjang efektif tiap – tiap jalur stasiun, pengaturan lalulintas kereta api pada stasiun untuk mendukung operasional jalur kereta api ganda, rute – rute perjalanan kereta api yang dapat terbentuk, terpakai, berkonflik dan tingkat pembebanan rute terhadap frekuensi kereta api. Studi kasus pada Tugas Akhir ini merupakan lintas layanan Sungai Lilin – Bayung Lencir yang akan melewati lima stasiun antara lain Stasiun Sungai Lilin, Stasiun Tungkal Jaya, Stasiun Sindang Marga, Stasiun Telang, dan Stasiun Bayung Lencir yang terletak di Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Pada Tugas Akhir ini menggunakan metode kualitatif dengan mengolah data sekunder yang diperoleh dari instansi terkait yaitu Direktorat Jenderal Perkeretaapian, serta acuan dari Undang-Undang RI, Peraturan Pemerintah RI dan Peraturan Menteri Perhubungan.
Hasil Penelitian ini didapatkan bahwa Stasiun Sungai Lilin dan Stasiun Bayung Lencir merupakan stasiun kelas sedang yang direncanakan untuk stasiun penumpang dan barang, memiliki 6 jalur kereta api dengan 6 rute terbentuk, 4 rute terpakai, nilai ratio conflict rate (CR) pada masing-masing stasiun sebesar 0,5 dan tingkat pembebanan rute pada masing-masing stasiun sebesar 0,5. Stasiun Tungkal Jaya, Stasiun Sindang Marga, dan Stasiun Telang merupakan stasiun kelas kecil yang direncanakan hanya untuk stasiun penumpang, memiliki 4 jalur kereta api dengan 5 rute terbentuk, 3 rute terpakai, nilai ratio conflict rate (CR) pada masing-masing stasiun sebesar 0,68 dan tingkat pembebanan rute pada masing-masing stasiun sebesar 0,5. Berdasarkan Grafik Perjalanan Kereta Api direncanakan terdapat 10 perjalanan kereta api.