PERUBAHAN MORFOLOGI, POROSITAS DAN ANGKUTAN SEDIMEN PERMUKAAN DASAR SUNGAI PROGO HILIR PASCA ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 (STUDI KASUS DI SUNGAI PROGO HILIR PADA JEMBATAN BANTAR JEMBATAN SRANDAKAN DAN DUSUN BLIBIS YOGYAKARTA
Abstract
Sungai Progo Hilir merupakan sungai yang terletak di sebelah barat dari lereng Gunung Merapi dan bermuara di Pantai Trisik Kabupaten Bantul. Sungai Progo Hilir merupakan urat nadi sumber kehidupan bagi masyarakat sekitarnya (Winditiatama, 2011). Ketika terjadi intensitas hujan yang memadai, maka banjir lahar terjadi di semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Material vulkanik hasil letusan tersebut menyebar dan mengalir dengan cepat melalui daerah aliran sungai sebagai lahar dingin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan morfologi, porositas dan angkutan sedimen pada sungai progo hilir pasca erupsi Gunung Merapi Tahun 2010.
Penelitian ini dilakukan pada Jembatan Bantar, Jembatan Srandakan, dan muara Sungai Progo Hilir di Dusun Blibis Kecamatan Srandakan pada tanggal 23 maret 2017. Untuk menentukan tipe morfologi didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Rosgen, porositas dihitung dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Sulaiman (2008), serta mengetahui kapasitas angkutan sedimen dengan rumus Einstein, Uji analisis ukuran butiran memakai SNI 03-1968-1990, serta perhitungan porositas sedimen dasar sungai.
Dari penelitian 2017 ini kemudian didapat hasil morfologi pada segmen 1 lokasi Jembatan Bantar bertipe f5b dan rata-rata diameter material dasar permukaan adalah 0,97 mm. Segmen 2 lokasi Jembatan Srandakan bertipe f5b dan rata-rata diameter material dasar permukaan adalah 1,05 mm. Segmen 3 lokasi Dusun Blibis bertipe f5b dan rata-rata diameter material dasar permukaan adalah 1 mm. Hasil porositas didapatkan pada segmen 1 adalah 31,39%, segmen 2 adalah 30,34% dan segmen 3 adalah 30,35%. Sedangkan hasil angkutan sedimen pada lokasi 1 sebesar 3,6435 ton/hari, sedimennya berupa kerikil berpasir dengan debit 72,32 m3/s. Pada lokasi 2 sebesar 7,53 ton/hari, sedimennya berupa kerikil berpasir dengan debit 95,57 m3/s, Pada lokasi 3 sebesar 7,842 ton/hari, sedimennya berupa kerikil berpasir dengan debit 138,5 m3/s, dengan debit yang cukup besar dan
material dasarnya berupa kerikil berpasir sehingga sedimen akan terangkut oleh aliran air.