dc.contributor.advisor | HERNINGTYAS, RATIH | |
dc.contributor.author | KUSUMASTUTI, ANA PUTRI | |
dc.date.accessioned | 2017-06-15T07:52:55Z | |
dc.date.available | 2017-06-15T07:52:55Z | |
dc.date.issued | 2017-05-03 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/11097 | |
dc.description | Kekuatan militer Jepang sangat agresif dalam perluasan kekuasaannya di
dunia internasional. Hingga akhirnya Jepang menyerah dan kalah dalam Perang
Dunia II setelah penyerangan bom Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat.
Kemudian Jepang menerapkan kebijakan militer pasifisme yang berlandaskan
Pasal 9 Konstitusi Jepang. Setelah 70 tahun lebih Jepang memberlakukan
kebijakan militer pasifisme, Jepang merumuskan Undang-Undang Keamanan
pada tahun 2015. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti faKtor yang
membengaruhi dibalik perumusan Undang-Undang Keamanan Jepang tahun
2015. | en_US |
dc.description.abstract | Japan was very aggressive before its defeat in World War II. Japan
declared its surrender in World War II after the bomb attacking on Hiroshima
and Nagasaki done by United States. After its defeat, Japan‟s foreign policy
became pasifism. Its pasifism is based on Article 9 Japan‟s Constitution. After
more than 70 years, Diet passed the security law on September, 19th 2015 and it
took effect on March, 2016. The law extends Japan Self Defense Forces‟ role in
international security. This research will search the factors behind the forming of
Japan Security Law. | en_US |
dc.publisher | FISIP UMY | en_US |
dc.title | KEBIJAKAN REMILITERISASI JEPANG DI MASA PEMERINTAHAN SHINZO ABE | en_US |
dc.title.alternative | (STUDI KASUS: PERUMUSAN UNDANG-UNDANG KEAMANAN TAHUN 2015) | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
315 | en_US |