PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)
Abstract
Biogas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan organik umumnya terdiri dari gas
metana (CH4) 54,77% volume, karbondioksida (CO2,) 41,96%, dan sisanya gas pengotor seperti
hidrogen sulfida (H2S) dan air (H2O). Gas pengotor tersebut harus dihilangkan agar komposisi
biogas terdiri dari gas CH4 murni. Kandungan H2O sangat dihindari karena dapat menurunkan titik
nyala biogas dan memiliki sifat unflammable sehingga dapat menghambat pada saat pembakaran
biogas, oleh karena itu diperlukan proses pemurnian.
Metode pemurnian dapat dilakukan dengan cara metode kondensasi dimana uap air dalam
biogas dapat dipisahkan dengan perlakuan pendinginan. Proses kondensasi terjadi ketika uap air
mengembun pada suhu titik embunnya. Proses pengembunan didesain akan terjadi pada pipa heat
exchanger dengan tipe spring yang ada dalam bak penampung dengan temperatur yang bervariasi
yaitu perlakuan pendinginan dengan air+es (pada suhu 110C), pendinginan dengan air (pada suhu
290C), dan tanpa pendinginan (pada suhu 320C).
Hasil perancangan menunjukan alat penukar kalor dapat dibuat dari pipa tembaga
berdiameter 2 mm dan panjang 6000 mm sebagai heat exchanger. Hasil penelitian menunjukkan
alat pemurni biogas dengan metode pengembunan (kondensasi) dapat mengembunkan uap air
(H2O). Produksi uap air (H2O) paling tinggi didapat pada perlakuan pendinginan dengan air+es
(pada suhu 110C) yaitu 1,9 ml/m3, disusul pendinginan dengan air (pada suhu 290C) sebesar 0,925
ml/m3, dan tanpa pendinginan (pada suhu 320C) 0,1813 ml/m3.