EVALUASI PELAYANAN BANTUL EMERGENCY SERVICE SUPPORT (BESS) DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2014-2016
Abstract
Bantul Emergency Service Support (BESS) sudah diatur dalam Peraturan
Bupati Bantul Nomor 40 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Bantul Emergency
Service Support (BESS) 118 di Kabupaten Bantul. BESS dibentuk dengan tujuan
dapat memberikan pertolongan pertama atas kasus kegawat daruratan, bantuan
rujukan ke rumah sakit, memberikan jaminan pembiayaan atas rujukan kasus ke
Rumah Sakit sampai 24 jam pertama perawatan di Rumah Sakit, meningkatkan
koordinasi pelayanan gawat darurat medis antar institusi yang terlibat serta
meningkatkan peran masyarakat dalam penanganan gawat darurat medis.Program
tersebut diluncurkan karena mengingat di Negara-negara yang memiliki risiko
tinggi terjadinya bencana baik bencana karena manusia maupun alam seperti di
Indonesia.Sentral operator pelayanan Bantul Emergency Service Support (BESS)
yakni PMI Kabupaten Bantul dengan nomer Call center yang bisa dihubungi
yakni 118. Dalam pelaksanaanya Dinas Kabupaten Bantul merupakan fasilitator,
regulator dan penanggungjawab serta PMI Kabupaten Bantul sebagai koordinator
pelaksanan kegiatan BESS.
Evaluasi pelayanan Bantul Emergency Service Support (BESS) di
Kabupaten Bantul tahun 2014-2016 menggunakan metode kualitatif melalui
pendekatan diskriptif untuk mendeskripsikan informasi yang diperoleh dari
observasi, hasil wawancara terhadap informan, serta dokumen-dokumen yang
diperoleh di lapangan. Penelitian ini menggunakan model CIPP (Contect, Input,
Process, Product).
Hasil dari evaluasi pelayanan BESS yang mengalami kenaikan setiap
tahunnya dapat disimpulkan bahwa program BESS sudah berkorelasi positif
selain itu anggarannya terbantu dari dana hibah APBD selalu dan mengalami
kenaikan, ketrampilan atau Skill SDM meningkat, penatalaksanaan terstruktur,
pelaporan terstruktur namun perlu SDM administrasi, cakupan layanan smakin
luas, kompetensi ditingkatkan pertahun, fasilitas diperbarui, menurunkan tingkat
kematian pada kecelakan, meringankan masyarakat, BESS mempercepat evakuasi
saat bencana. Namun, ditemukan beberapa kendala pada komunikasi antar sektor,
belum maksimalnya kesiapsiagaan gawat darurat, ambulan yang belum berstandar
dan masih banyak kendala yang menghambat pelayanan program BESS.
Adanya progress program BESS dari tahun 2014-2016 pada berbagai
aspek seperti sarana dan prasarana, anggaran, penataan pelayanan, SDM serta
adanya rencana tahun 2018 BESS sudah tersistem secara nasional bahkan
internasional menjadi bukti bahwa pelayanan BESS sudah berkorelasi positif bagi
masyarakat Bantul dan sekitarnya. Untuk meningkatkan pelayanan BESS perlu
dilakukan komitmen komitmen bersama antar sektor agar dalam menjalankan
pelayanan kemasyarakat semua sektor dapat berperan aktif sehingga fasilitas
kesehatan segera merespon dengan keadaan siap siaga.