EVALUASI TEBAL PERKERASAN LENTUR DENGAN METODE BINA MARGA 1987 DAN METODE AASHTO 1993 MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE (STUDI KASUS JALAN KARANGMOJO-SEMIN STA. 0+000 SAMPAI STA. 4+050)
Abstract
Jalan di Indonesia banyak yang mengalami kerusakan khususnya pada jalan di perkerasan lentur. Hal ini disebabkan oleh volume lalu lintas yang tidak sesuai dengan volume rencana, perubahan iklim yang ekstrim, kualitas tanah dasar yang tidak baik dan kualitas bahan perkerasan yang tidak memenuhi standar acuan.
Dalam penelitian ini dilakukan analisa jalan raya (Studi Kasus Jalan Karangmojo–Semin Sta. (0+000) sampai Sta. (4+050), Gunung Kidul, Yogyakarta) dengan program KENPAVE, yang bisa mengetahui nilai tegangan dan regangan yang terjadi pada jalan akibat beban lalu lintas.
Analisis awal untuk data tebal perkerasan dianalisa dengan Metode Bina Marga 1987 dan AASHTO 1993, data material perkerasan dan data beban kendaraan terberat yang digunakan sebagai input parameter KENPAVE. Output dari running KENPAVE digunakan untuk mengetahui respon tegangan regangan yang terjadi akibat beban lalu lintas sebagai dasar analisis untuk mengetahui nilai repetisi beban yang terjadi di area tinjauan. Respon tegangan regangan maksimum penyebab fatigue cracking sebesar 0,000408 dan rutting sebesar 0,00138 dengan analisa tebal perkerasan dengan metode Bina Marga 1987 dan penyebab fatigue cracking sebesar 0,000322 dan rutting sebesar 0,00134 dengan analisa tebal perkerasan dengan metode AASHTO 1993. Tebal perkerasan lentur yang direncanakan dengan kedua metode tersebut menghasilkan jumlah repetisi beban dengan beban lalu lintas rencana 2,0×106 ESAL lebih besar dari jumlah repetisi beban rencana, sehingga jalan tersebut akan mengalami kemungkinan kerusakan fatigue cracking dan rutting sebelum umur rencana habis jika tidak dilakukan pemeliharaan yang baik.