EFEKTIVITAS PENGELOLAAN TERMINAL KERTONEGORO DI KABUPATEN NGAWI (STUDI KASUS : UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) TERMINAL KERTONEGORO DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN NGAWI)
Abstract
Penelitian ini berawal atas dasar keinginan penulis untuk mengetahui mengapa Terminal Kertonegoro di Kabupaten Ngawi belum berfungsi secara maksimal. Selanjutnya adalah alasan mengapa dipilihnnya UPTD Terminal Kertonegoro sebagai lokasi dilakukannya penelitian, karena Terminal Kertonegoro yang dikelola UPTD belum dimanfaatkan masyarakat secara maksimal. Terminal Kertonegoro yang dibangun dengan biaya besar dari APBD dan bertipe A masih sepi aktivitas keluar keluar masuk bus dan penumpang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Tahapan penelitian dimulai dari studi kepustakaan, pengumpulan data primer, dan pengumpulan data sekunder. Teknik analisa data dengan menggunakan model interaktif untuk mengetahui Efektivitas Pengelolaan Terminal Kertonegoro di Kabupaten Ngawi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan Terminal Kertonegoro yang dilakukan oleh UPTD Terminal Kertonegoro kurang efektif. Pengelolaan terminal dari segi waktu dan biaya belum efisien. Selain itu prosedur pelayanan dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro hanya diatur dengan 1 (satu) regulasi yaitu perda ngawi no 5 tahun 2011 tentang retribusi terminal dan tidak adanya SOP pengelolaan terminal. Dalam pengelolaan Terminal Kertonegoro, koordinasi atasan dan bawahan berjalan dengan baik dan harmonis dengan adanya kejelasan tupoksi, komunikasi dan motivasi. Sedangkan, responsivitas pegawai diwujudkan dengan daya tanggap dalam menghadapi kendala yang ditemukan dilapangan dan pegawai melaporkan secara langsung kepada kepala UPT. Terminal Kertonegoro sebenarnya memiliki sarana dan prasarana yang memadai namun terdapat beberapa fasilitas umum yang kondisinya kurang baik dan tidak maksimal serta diperlukan fasilitas penunjang agar tercipta kenyamanan aktivitas didalamnya.
Anggaran operasional Terminal Kertonegoro perlu ditingkatkan oleh Dishubkominfo agar fasilitas yang ada dapat berfungsi dengan baik dan maksimal.Meningkatkan pengawasan dan penertiban terhadap bus yang melakukan aktivitas diluar terminal. Selain itu, SDM yang tersedia perlu dilakukan penambahan agar Terminal Kertonegoro dapat beroperasi 24 jam dan tetap menjaga koordinasi dan komunikasi yang harmonis antara pegawai dengan kepala UPT agar pelaksanaan tugas berjalan dengan baik dan maksimal.