IDENTITAS KULTURAL DAN GERAKAN POLITIK KERAPATAN ADAT KURAI DALAM REPRESENTASI POLITIK LOKAL
Abstract
Kekuatan identitas etnis menjadi fenomena publik kemudian mend.apatkan momentum di Sumatera Barat ketika Nagari introducied menjadi pemeintah formal. Kota Bukittinggi Ad.at kelompok kekuatan yang tergabung dalam Kerapatan Adat Kanagarian Kurai (KAK) merusa tid.ak puas dengan kondisi tidak diterapkannya pemerintahan Nagmi di kota. KAK klaim sebagai pemegang otoritas a.tas znilayah Kota Bukittinggt adalah sumber kekuatan untuk memaksakan tuntutan mereka. Namun, pada masa Pemerintahan Orde Baru, KAK kehilangan keberadaan d.an pengaruh atas politik lokal Kehilangan pengaruh nereka pada pemerintahan formal, membuat KAK sebagai pemimpin adat mencoba untuk memulihkan sistem dari Pemerintah Naga yang akan memberikan ruang bagi mereka untuk berkuasa. Ada indikasi bahwa permintaan KAK adqlah upaya untuk mengembalikan kekuatan elit tradisional. Geraknn KAK lebih dimotir:asi oleh kepentingan politik untuk mendapatkan akses dan representasi dari kelompok mereka daklm peme ntahan lokal. Dinamika geraknn KAK tetkait erat dengan kepentingan aktot untuk mencari dukungan dalam peristiua politik tertentu. Para elit adat (pemimpin tradisional) sebagai inisiator belum memperoleh representasi yang baik secara politik, budaya dan ekonomi dalam politik lokal