IMPLEMENTASI KEBIJAKAN AKSESIBILITAS PELAYANAN BAGI DIFABEL DI YOGYAKARTA TAHUN 2015 (STUDI KASUS: GRHATAMA PUSTAKA YOGYAKARTA)
Abstract
Abstrak : Aksesibilitas bagi difabel dititikberatkan pada ketersediaan dan kelayakan fasilitas yang ramah difabel. Permasalahan yang dihadapi difabel di Indonesia antara lain, kurangnya akses informasi atau pelayanan, kurangnya fasilitas umum yang dapat mempermudah difabel melakukan kegiatan mereka di perpustakaan Grhatama Pustaka dan pemerintah yang belum sepenuhnya memperhatikan aksesibilitas difabel dikarenakan jumlah pengguna difabel lebih sedikit daripada non-difabel, hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 jumlah difabel di Yogyakarta mencapai 25.620 orang atau sekitar 0, 17 % dari jumlah penduduk Yogyakarta, dengan jumlah difabel yang kurang dari 1% membuat pemerintah beranggapan bahwa jika membuat aksesibilitas untuk difabel akan terasa sia-sia, selain itu, biaya pembuatan aksesibilitas difabel sangat mahal. Metode penelitian dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif dan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan cara melibatkan kerja lapangan, dimana peneliti biasanya melakukan observasi terhadap orang-orang, keadaan atau institusi dalam seeting yang alamiah. Melalui metode kualitatif, data yang penulis sajikan dalam penelitian ini berupa data primer yang dihasilkan dari hasil wawancara dan data sekunder yang dihasilkan dari hasil dokumentasi dan observasi. Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di Daerah Isitimewa Yogyakarta dan melakukan observasi di perpustakaan Grhatama Pustaka sebagai obyek penelitian karena . Selain itu, penulis melakukan wawancara dengan beberapa pihak, seperti difabel, pihak pepustakaan, dll terkait implementasi kebijakan aksesibilitas pelayanan bagi difabel.Pada penelitian ini dapat dikatakan bahwa kebijakan akesibilitas pelayanan Grhatama Pustaka bagi difabel tahun 2015 belum baik karena beberapa aksesibilitas yang dibutuhkan difabel belum sepenuhnya tersedia di perpustakaan Grhatama Pustaka. Selain itu, aksesibilitas pelayanan yang diberikan oleh Grhatama Pustaka belum memudahkan difabel untuk melakukan aktivitas didalam perpustakaan.
Diharapkan pihak pemerintah khususnya perpustakaan Grhatama Pustaka untuk melakukan audit atau perbaikan aksesibilitas pelayanan terkhusus untuk difabel. Selain itu, melakukan diskusi dengan perwakilan pemustaka normal dan difabel (perwakilan Tunanetra, Tunadaksa,dll)