PENGARUH TERAPI TUBERKULOSIS KATEGORI I TERHADAP PENINGKATAN KADAR LIMFOSIT DAN BERAT BADAN PADA PASIEN TUBERKULOSIS RSUD KAYEN KABUPATEN PATI
Abstract
Tuberkulosis merupakan penyebab kematian paling umum terkait penyakit
menular di seluruh dunia. Menurut data statistik World Health Organization (WHO) 2015
terdapat 9,6 juta kasus TB baru dan 1,8 juta kematian karena tuberkulosis. Indonesia menempati
urutan keempat dengan penderita TB terbanyak di seluruh dunia. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kadar limfosit dan berat badan pada pasien TB setelah menjalani terapi
rutin Obat Anti Tuberkulosis.
Desain Penelitian : penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dan
menggunakan desain penelitian cohort retrospective. Penelitian ini melihat perkembangan kadar
limfosit serta berat badan pasien tuberkulosis sebelum dan setelah menjalani pengobatan OAT 6
bulan. Subjek penelitian adalah pasien TB paru kasus baru berusia > 16 tahun. Bahan
pemeriksaan berupa darah vena mediana cubiti untuk mengukur kadar limfosit.
Hasil : subjek penelitian berjumlah 59 orang. Pemeriksaan kadar limfosit dan berat badan
dilakukan sebelum dan sesudah menjalani terapi OAT. Rata-rata limfosit sebelum menjalani
terapi adalah 23,8305 sel/mm
3
+ 7,44208 dan setelah menjalani terapi adalah 30,6441 sel/mm
+
6,21390 sementara rata-rata berat badan sebelum menjalani terapi rutin adalah 44,5085 +
7,91849 dan setelah menjalani terapi rutin adalah 51,1864 + 7,99887. Hasil analisis data
menunjukkan perbedaan kadar limfosit dengan nilai signifikansi p<0,001 dan perbedaan berat
badan dengan nilai signifikansi p<0,001 . Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan kadar limfosit
dan berat badan antara sebelum dan sesudah menjalani terapi rutin Obat Anti Tuberkulosis.
Kesimpulan : pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa terdapat peningkatan kadar limfosit
dan berat badan sebelum dan sesudah menjalani terapi rutin Obat Anti Tuberkulosis.