dc.description.abstract | Upacara sekaten ialah upacara tradisional yang berkaitan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Kiprah para wali (Penyebar Islam di Pulau Jawa) atau yang lebih dikenal dengan Walisanga sangatlah penting karena mereka memiliki siasat tersendiri untuk memperkenalkan Islam kepada masyarakat Indonesia yang masih kental dengan kepercayaan lamanya yaitu Hindu-Budha, ditambah dengan keadaan masyarakat Jawa yang terkenal dengan sifatnya yang konservatif dan sulit menerima ajaran baru apalagi yang bertentangan dengan adat Jawa. Sekaten mempunyai peran penting dalam dakwah Islam, karena dalam menyebarkan suatu agama dalam masyarakat yang sangat meninggikan adat, seperti apa yang terjadi pada negeri ini di awal masuknya ajaran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perayaan sekaten beserta strategi komunikasi dakwah dalam upacara sekaten keraton ngayogyakarta hadiningrat. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dimana pengumpulan datanya dilakukan dengan wawancara, pengamatan dan dokumentasi sehingga mampu menggali lebih dalam tentang perayaan sekaten beserta strategi komunikasi dakwah dalam upacara skaten keraton ngayogyakarta hadiningrat. Subyek peneltian ini terdiri dari abdi dalem keraton yang terlibat dalam kegiatan sekaten, dan ulama keraton, yang turut membantu dalam kegiatan tradisi sekaten. Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa prosesi upacara sekaten dilakukan selama tujuh hari. Dimulai dengan ditempatkannya gamelan di pangonan Masjid Gede, kemudian ditabuh selama tujuh hari pada tanggal 5 Maulud dan dikembalikan ke keraton pada 11 Maulud. Upacara sekaten memenuhi kriteria strategi komunikasi dakwah seperti mengenal khalayak, kemudian penyusunan pesan, penetapan metode yakni Mau’izatul Hasanah dan Mujadalah, serta pengunaan media tradisional yang dapat diterima masyarakat umum khususnya Yogyakarta. | en_US |