HUBUNGAN SABAR MENURUT IMAM AL-GHAZALI DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL PESERTA DIDIK
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sabar menurut Imam Al-Ghazali yang terdapat dalam kitab Ihya’ ‘Ulummudin dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual peserta didik.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yaitu penelitian menggunakan buku-buku sebagai sumber data dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian yang dikaji adalah hubungan sabar dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual peserta didik. Data yang terkumpul dalam penelitian ini kemudian dianalisis dengan metode diskriptif analisis yaitu menggambarkan pemikiran Al-Ghazali tentang sabar secara sistematis, sehubungan dengan latar belakang kehidupan dan pemikirannya. Tahap berikutnya adalah tahap interpretasi atau penafsiran, yaitu memahami makna sabar menurut Imam Al-Ghazali kemudian mencari hubungan sabar menurut Imam Al-Ghazali dengan kecerdasan emosional dan spiritual peserta didik.
Penelitian ini sampai pada kesimpulan yang menunjukkan bahwa sabar menurut Imam Al-Ghazali mempunyai hubungan dengan kecerdasan seseorang baik kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual. Menurut Imam Al-Ghazali sabar merupakan suatu konsep utama yang harus dilalui oleh orang-orang yang beriman, karena sabar termasuk salah satu bagian dari keimanan. Selain itu sabar menurut Imam Al-Ghazali juga memiliki keterkaitan dengan pengetahuan seseorang. Kesabaran akan menentukan cepat atau lambatnya seseorang dalam menghadapi persoalan dan rintangan sebuah kehidupan. Adapun keterkaitan sabar dengan kecerdasan emosional adalah sama-sama memiliki sifat mampu mengendalikan diri dari keinginan hawa nafsu. Peserta didik yang dapat menerapkan kesabaran untuk menahan hawa nafsu ketika proses belajar akan tumbuh menjadi peserta didik yang tahan menghadapi berbagai macam kesulitan serta realistis dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup. Peserta didik yang sabar adalah mereka yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Imam Al-Ghazali juga menyebutkan bahwa sabar mempunyai relevansi (hubungan) dengan kecerdasan spiritual yaitu sama-sama mempunyai sifat tidak mudah menyerah pada keadaan (tidak mudah putus asa), tetapi selalu mencari solusi terbaik dan sebagai akhirnya menyerahkan semuanya kepada Allah (tawakal). Peserta didik yang menerapkan kesabaran dalam proses belajar akan tumbuh menjadi anak yang tidak mudah putus asa karena ia selalu memperhitungkan dan menyerahkan semua pada Allah, dirinya merasa selalu dilindungi dan tidak akan ditinggalkan oleh Allah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa kesabaran yang dibarengi dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual, niscaya akan diperoleh prestasi belajar yang baik dan kesuksesan yang diharapkan.