PENGARUH PENEMPATAN ANTISEPTIK TERHADAP EFEKTIVITAS HAND HYGIENE BERDASARKAN ANGKA KUMAN DI RSUD KOTA YOGYAKARTA
Abstract
Latar Belakang: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS)
adalah kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan dalam
upaya menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial. Kebersihan tangan (hand
hygiene) merupakan komponen terpenting dari Kewaspadaan Standar dan
merupakan salah satu metode yang paling efektif dalam mencegah kejadian
infeksi nosokomial. Mencuci tangan menggunakan antiseptik dapat menurunkan
angka kuman sebesar 89,3%. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas
antiseptik antara lain faktor antiseptic, mikroba, lingkungan, dan waktu
pemaparan. Faktor lingkungan itu sendiri merupakan penunjang terjadinya
infeksi nosokomial bagi pasien yang dirawat di lingkungan berbeda. Faktor
lingkungan itu antara lain adalah air, bahan udara yang harus dibuang (disposial),
dan udara.
Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah quasy eksperiment
dalam satu kelompok (one group pre test - post test design) dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sample usapan
angka kuman pada telapak tangan tenaga medis sebelum dan sesudah melakukan
cuci tangan yang dilakukan di RSUD Kota Yogyakarta pada bulan Mei-November
2016. Semua sampel usapan angka kuman diperiksa di Laboratorium
Mikrobiologi FKIK UMY. Besar sampel total yang digunakan adalah sebanyak
20 sampel. Data selanjutnya dianalisis dengan uji Kruskall-Wallis.
Hasil Penelitian: Analisa data menggunakan Kruskal-Wallis menunjukkan p
value = 0,949. Jumlah angka kuman menunjukkan hasil tertinggi pada
penempatan antiseptik di zona tinggi dengan rata-rata penurunan angka kuman
1812,5±2031 CFU/cm2, kemudian diikuti zona sangat tinggi dengan rata-rata
penurunan angka kuman 1487,5±1705 CFU/cm2, zona sedang dengan rata-rata
penurunan angka kuman 1162,5±1140,17 CFU/cm2, dan zona rendahdengan ratarata
penurunan angka kuman 887,5±527,37 CFU/cm2.
Kesimpulan: Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
angka kuman pada petugas medis sebelum dan sesudah melaksanakan hand
hygiene, tidak terdapat pengaruh penempatan antiseptik terhadap efektivitas hand
hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota Yogyakarta. Jumlah angka
kuman menunjukkan hasil terttinggi pada penempatan antiseptik di zona resiko
tinggi (IGD), kemudian zona resiko sangat tinggi (ICU), lalu zona resiko sedang
(bangsal KIA Kenanga) dan terendah di zona resiko rendah (ruang administrasi
PPI).