PENGARUH KUAT LENTUR BALOK SELF HEALING CONCRETE DENGAN BAKTERI BACILLUS SP TERHADAP VARIASI UMUR BETON
Abstract
Perkembangan kemajuan bidang industri konstruksi di Indonesia meningkat
cukup pesat. Beton merupakan bahan material yang paling banyak digunakan dalam
industri konstruksi untuk membuat bangunan, jembatan dan jenis struktur lainnya.
Keunggulan beton diantaranya memiliki kuat tekan yang tinggi dan tahan terhadap
suhu yang tinggi. Disamping itu beton juga memiliki kelemahan yaitu bersifat getas
dan memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah terjadi keretakan pada beton.
Material yang sangat banyak digunakan pada saat ini adalah beton, sehingga
beton mendapat tempat khusus dalam dunia konstruksi, perkembangan inovasi
teknologinya pun berjalan sangat cepat. Beton adalah salah satu struktur yang terus
berkembang dengan selalu adanya inovasi penggunaan material baru, salah satu
inovasi dengan menggunakan self healing concrete. Metode self healing concrete yang
dilakukan dengan bantuan campuran berbagai jenis bakteri.
Penelitian ini mencoba mengaplikasikan suatu jenis spesies dari bakteri
Bacillus yaitu bakteri Bacillus Sp sebagai agen pemulihan diri secara mandiri dengan
takaran cairan bakteri yang berbeda–beda sehingga dapat membantu menutupnya
keretakan pada balok beton bertulang dengan bentuk persegi panjang yang di buat
berukuran 150 x 150 x 600 mm dengan durasi umur yang berbeda–beda, konsepnya
adalah ketika terjadi keretakan pada permukaan balok, maka bakteri jenis Bacillus Sp
diinjeksi pada beton. Kemudian, dilakukan pembebanan dua titik dan diamati agar
diperoleh perbandingan nilai kuat lentur maksimal dari beton yang menggunakan
bakteri dengan beton tanpa bakteri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh bakteri Bacillus Sp terhadap
beton mampu meningkatan kekuatan lentur yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
beton tanpa bakteri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat lentur beton normal
yaitu 7,7 MPa, sedangkan kuat lentur rata-rata balok beton yang menggunakan bakteri
Bacillus Sp dengan umur 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari berurutan adalah 8,96
MPa, 11,62 MPa, 10,85 MPa, 13,15 MPa. Sementara itu, persentase perbandingan
kekuatan lentur beton yang berumur 28 hari antara beton normal dan beton bakteri
yaitu sebesar 71 % dan pola keruntuhan balok beton normal dan balok beton bakteri
yang terjadi merupakan retak lentur pada saat kondisi beban maksimum. Hal ini
disebabkan karena terjadi retak pada posisi tengah bentang balok.