Desa Kranggan di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulonprogo, DIY terpilih sebagai desa percontohan Sehat-Mandiri-Sejahtera (SMS), dikarenakan potensi desa yang bagus namun belum termanfaatkan secara maksimal, masyarakat yang religius, aktif dan terbuka terhadap perubahan yang inovatif, serta didukung dengan telah terjalinnya kerjasama antara instansi desa, masyarakat dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selama pendampingan, telah dilatihkan berbagai inovasi teknologi khususnya di bidang pertanian, permasalahannya adalah belum ada kesadaran dan kemauan untuk menerapkan berbagai inovasi teknologi yang telah diperoleh, pada budidaya padi yang keseharian mereka lakukan. Prioritas permasalahan yang akan diselesaikan : sulit merubah perilaku penggunaan pupuk dan pestisida sintetik, Pengelolaan sampah dan bahan organik menjadi pupuk kompos, Akar bambu yang belum dmanfaatkan sebagai MOL, Aplikasi pupuk kompos dan biopestisida pada budidaya padi. Target luaran adalah terbangun kesadaran menggunakan pupuk organik dan biopestisida pada budidaya padi, artikel publikasi ilmiah pada Jurnal Pengabdian Masyarakat UMY/Prosiding, leaflet publikasi pembuatan kompos, MOL dan biopestisida, jasa penyuluhan, pelatihan dan pendampingan demplot budidaya padi di Kelompok Wanita Tani yang ramah lingkungan. Metode pelaksanaan yaitu 1) Kunjungan dan belajar ke petani organik Sayegan; 2) penyuluhan, dengan materi pembuatan kompos, MOL dan biopestisida; 2) transfer teknologi alat fermentor galon dan alat enkast; 3) Demplot budidaya padi oleh anggota KWT; 4) pendampingan dan monev hingga berhasil melakukan praktek budidaya padi yang sehat dan ramah lingkungan .