View Item 
      •   UMY Repository
      • 05. COMMUNITY SERVICE
      • Report on Community Services
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 05. COMMUNITY SERVICE
      • Report on Community Services
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      BATIK DENGAN PEWARNA ALAMI DI KABUPATEN SLEMAN

      Thumbnail
      View/Open
      Laporan Akhir_IPBE 2016.pdf (758.4Kb)
      Date
      2016-11
      Author
      ASNAWI, ASNAWI
      WINARSIH, ATIK SEPTI
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Batik Indonesia sudah dikukuhkan oleh Unesco sebagai warisan budaya dunia dan Yogyakarta dinobatkan sebagai Kota Batik Dunia oleh Dewan Kerajinan Dunia (World Craft Council/WCC), pada peringatan 50 tahun organisasi tersebut di Dongyang, Provinsi Zhejiang, Tiongkok, pada 18--23 Oktober 2014. Hal ini menunjukkan bahwa batik sudah mendunia. Tingkat pemakain batikpun sangat tinggi, tidak hanya masyarakat Indonesia tetapi para wisatawan mancanegara juga banyak yang membeli batik untuk souvenir malah batik juga sudah menjadi produk ekspor. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah kunjungan wisata yang mengandalkan batik sebagai cinderamata utama. Produksi batik di DIY cukup tinggi sehingga menimbulkan permasalahan lingkungan terutama dalam pembuangan limbahnya. Proses pembuatan batik ini akan merugikan atau mengganggu lingkungan alam sekitar, seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan bahkan juga hewan ternak. Gangguan lingkungan tersebut berdasarkan pada zat-zat atau bahan kimia yang dikeluarkan pada akhir proses pembuatan batik tersebut. Dengan melihat kondisi tersebut mulai terpikirkan oleh masyarakat pengrajin batik untuk menggunakan pewarna alami. Penggunaan pewarna alami ini belum begitu populer dan masih pada taraf uji coba, tetapi Ibu Rini Kartika dan Ibu Tanti Syarif sudah mulai memperkenalkan produk ini ke pasaran. Persoalan utama tentu saja berkaitan dengan pemasaran dan tata kelola pengembangan batik pewarna alami ini. Dengan melalui program IbPE ini diharapkan selama kurun waktu 3 (tiga) tahun dapat menjadikan batik pewarna alami sebagai produk ekspor atau dapat dipasarkan di wilayah-wilayah kunjungan wisatawan mancanegara. Pada tahap sekarang ini telah dilaksanakan beberapa kegiatan antara lain: mitra dan komunitasnya telah memperoleh pelatihan manajemen ekspor/perdagangan internasional, proses pengurusan aspek legalitas, upgrade showroom, bantuan dan
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/13297
      Collections
      • Report on Community Services

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV