dc.description | Buku yang ditulis al-Makin, dosen UIN Yogya, jebolan Universitas Heidel-
berg, Jerman (2008) ini, menarik untuk dibaca, dikaji bahkan dikembangkan
menjadi riset lanjutan, baik bagi sang Penulis sendiri maupun bagi yang
membacanya. Secara kontekstual, karya ini amat relevan dengan munculnya
berbagai dinamika sosial politik, budaya hingga agama akhir-akhir ini. Hadirnya
buku ini bagaikan oase bagi mayoritas masyarakat yang haus dengan indahnya
perdamaian di tengah pluralitas sosial yang ada. Sejauh ini, Penulis berasumsi
bahwa realitas masyarakat Indonesia – bahkan dunia – yang palural ini belum
banyak diperkaya dengan dukungan kajian teoritik keilmuan tentang pentingnya
memahami fenomena perbedaan masyarakat, baik secara ontologis maupun
epistemologis (dengan berbagai variannya).
Mungkin itu sebabnya, pluralitas sosial seringkali melahirkan kebingungan
bagi banyak komponen masyarakat dan cenderung berdampak pada
munculnya konflik-konflik sosial, politik, budaya hingga agama. Fenomena
konflik justeru melahirkan masyarakat yang
hopeless
, penuh “kutukan” - yang
seringkali disertasi dengan teriakan kalimat-kalimat religius, dan sejenisnya -
tanpa memiliki khazanah yang memadai untuk memberikan solusi. Bukankah
hidup akan selalu menghadapi banyak masalah yang membutuhkan banyak
solusi?. Seperti kata pepatah: “Daripada mengutuk kegelapan, jauh lebih baik
menyalakan lilin”. Relevansi buku ini adalah sebagai salahsatu upaya
“menyalakan lilin” tersebut di tengah kegelapan atau kepengapan sosial budaya
akhir-akhir ini, tidak hanya untuk konteks Indonesia bahkan untuk seluruh
penjuru dunia yang sarat dengan berbagai konflik. | en_US |
dc.description.abstract | Dalam buku ini, al-Makin, sebagai intelektual muda di tanah air,
menguraikan secara luas – walau tidak semuanya secara mendalam – tentang
lintas perjalanan umat manusia, dari aspek budaya dan agama. Inti dari topik
buku ini adalah tentang keragaman yang sangat sesuai dengan fakta pluralitas
bangsa Indonesia sejak awal berdiri hingga kini, yang sudah bersentuhan
secara lebih massif dengan dunia global yang sarat dengan berbagai muatan
“materi” konflik. | en_US |