dc.description.abstract | PPPOK merupakan penyebab terbesar morbiditas dan mortalitas di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular. WHO menyebutkan bahwa PPOK akan meningkat hingga 7,9 % pada tahun 2030. Faktor risiko terjadinya gangguan respirasi adalah perokok. Semakin lama dan banyak jumlah rokok yang dikonsumsi, maka semakin besar pula resiko terkena penyakit paru. Keparahan dari obstruksi saluran napas sangat berpengaruh terhadap penurunan kualitas hidup pasien PPOK.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan status merokok pada pasien PPOK dan gambaran kualitas hidup pada pasien PPOK dengan berdasarkan kuesioner SGRQ.
Design penelitian menggunakan metode cro[ssectio[nalp non analitik dengan jumlah responden 96 orang di Rumah Sakit Paru Respira Yogyakarta. Pemilihan sample dilakukan secara acak, untuk mengetahui gambaran kualitas hidup, menggunakan kuesioner SGRQ yang terdiri dari 3 aspek, yaitu activity, symptomp, impact. Dikatakan kualitas hidup buruk jika >50, dan dikatakan kualitas hidup baik jika <= 50.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah pasien dengan status perokok aktif adalah 6 orang (6,25%), perokok pasif adalah 52 orang (54,16%). Sedangkan gambaran kualitas hidup yang baik pada aspek symptomp, activity, dan impact adalah 47 orang ( 48,95%), 29 orang ( 30,20%), dan 55 orang (57,29%). Dan gambaran kualitas hidup yang buruk pada aspek symptomps, activity, dan impact adalah 49 orang (51,04%), 67 orang (69,79%), 41 orang (42,70%). Jumlah pasien dengan kualitas hidup yang baik berdasarkan nilai total SGRQ adalah 39 orang (40,62%) dan kualitas yng buruk adalah 57 (59,37%).
Kesimpulan: Masih ada perokok aktif meskipun sudah terdiagnosis PPOK dan gambaran kualitas hidup yang buruk pada pasien PPOK. | en_US |