DESAIN STRATEGI RANTAI PASOK BUAH MAHKOTA DEWA DI KABUPATEN KULON PROGO
View/ Open
Date
2016Author
SUSANAWATI, SUSANAWATI
KAMARDIANI, DIAH RINA
ISTIYANTI, ENI
Metadata
Show full item recordAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rantai pasok buah mahkota dewa di Kabupaten Kulon Progo dilihat dari struktur rantai pasok, manajemen rantai pasok, sumberdaya rantai pasok, dan proses bisnis rantai pasok.Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja yaitu Kabupaten Kulon Progo DIY karena menjadi sentra produksi buah mahkota dewa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari empat desa di wilayah tersebut masing-masing diambil 20 orang petani secara purposive sampling. Sampel pedagang pengumpul sebanyak 5 orang diambil secara snowball sampling berdasarkan informasi dari petani buah mahkota dewa. Perusahaan yang mengolah buah mahkota dewa diambil secara purposive sampling yaitu PT Salama Nusantara yang memproduksi teh mahkota dewa. Selain itu juga diambil sampel agen atau distributor secara snowball sampling sebanyak 5 orang dan konsumen sebanyak 30 orang secara accidental sampling. Selain itu juga digunakan sampel pakar yang diambil secara purposive. Model FSCN (Food Supply Chain Networking) digunakan untuk menganalisis rantai pasok buah mahkota dewa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk akhir dalam rantai pasok buah mahkota dewa berupa teh mahkota dewa. Struktur hubungan rantai pasok buah mahkota dewa dibentuk oleh lima pelaku yaitu petani, pedagang pengumpul kecamatan, perusahaan yaitu PT Salama Nusantara, distributor atau agen, dan konsumen. Apabila dilihat dari proses bisnisnya, maka procurement cycle ada di pedagang pengumpul kecamatan, manufacturing cycle berada di PT Salama Nusantara, replenishmen cycle ada di distributor atau agen, sedangkan customer order cycle ada di konsumen akhir. Aliran produk dari petani ke pedagang pengumpul sangat lancar, dari pedagang pengumpul ke PT Salama Nusantara lancar, demikian pula dari PT Salama Nusantara ke distributor dan distributor ke konsumen akhir. Aliran uang tidak lancar terjadi antara PT Salama Nusantara ke pedagang pengumpul kecamatan, sedangkan aliran kurang lancar antara pedagang pengumpul kecamatan ke petani. Aliran uang lancar terjadi antara konsumen ke distributor dan distributor ke PT Salama Nusantara. Aliran informasi yang lancar terjadi antara petani dan pedagang pengumpul kecamatan dan antara PT Salama Nusantara dengan distributor, serta distributor dan konsumen. Aliran informasi kurang lancar terjadi antara pedagang pengumpul kecamatan dengan PT Salama Nusantara.