PERANCANGAN TATA LETAK JALUR DI STASIUN MUARA ENIM UNTUK MENDUKUNG OPERASIONAL JALUR KERETA API GANDA LINTAS LAYANAN MUARA ENIM-LAHAT
Abstract
Stasiun Muara Enim merupakan salah satu stasiun di wilayah Sumatera Selatan yang berada pada lintas layanan Kertapati – Prabumulih dan Muara Enim – Lahat. Kementerian Perhubungan Dirjen Perkeretaapian berencana membangun jalur ganda kereta api di Kabupaten Muara Enim. Pembangunan jalur ganda dimaksudkan untuk mengakomodasi lonjakan penumpang yang mana berdasarkan RIPNAS setiap tahunnya mengalami pertumbuhan 7 – 13%. Selain itu, dengan beroperasinya jalur ganda ini diharapkan bisa mengoptimalkan angkutan barang terutama untuk angkutan batubara dan semen. Pembangunan jalur ganda akan berpengaruh pada tata letak jalur kereta api yang ada di stasiun sehingga perlu direncanakan ulang dan juga perlu adanya kajian peningkatan dalam panjang efektif jalur rel stasiun, perencanaan wesel, perencanaan peron, dan perencanaan persinyalan.
Analisis tata letak jalur di Stasiun Muara Enim menggunakan data sekunder yang didapatkan dari Direktorat JenderalPerkeretaapiaan Indonesia, Kementerian Perhubungan. Perencanaan tata letak jalur kereta api mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012 tentang Perencanaan Konstruksi Rel dan Peraturan Menteri Perhubungan No. 29 Tahun 2011 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Kereta Api. Panjang jalur efektif di Stasiun Muara Enim dihitung berdasarkan rangkaian kereta api rencana terpanjang yang berhenti di Stasiun Muara Enim.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan peningkatan tata letak jalur baru dan peningkatan jalur eksisting di Stasiun Muara Enim dilakukan dengan penambahan jalur sayap (jalur IV) dengan panjang jalur efektif 347 m dan merubah jalur III menjadi jalur raya. Perencanaan peningkatan kelas peron menjadi peron tinggi yang mempunya tinggi 1m dan lebar peron 2,5 m dengan jenis island platform. Selain itu ada penambahan peron jenis island platfom di antara jalur III dan IV. Fasilitas persinyalan ditingkatkan dari sinyal mekanik menjadi sinyal elektrik. Konfigurasi jalur rel menjadi 4 jalur dengan jalur II dan III sebgai jalur raya dan jalur I dan IV sebagai jalur sayap dari setiap jalur tersebut memiliki panjang jalur efektif 347 m dengan penggunaan wesel 1:12.