ANALISIS CATU KALOR DAN EFEKTIVITAS HIGH PRESSURE HEATER (HPH 7) DI UNIT 1 PLTU INDRAMAYU
Abstract
High Pressure Heater pada PLTU Indramayu digunakan untuk meningkatkan suhu air umpan dan juga mengurangi penggunaan batubara dalam proses produksi listrik. HPH 7 merupakan salah satu alat penukar kalor jenis shell and tube yang digunakan untuk memanaskan air umpan pada sisi tube dan steam extraction pada sisi shell. HPH 7 pada PLTU Indramayu mulai beroperasi tahun 2011, pemakaian secara terus menerus cenderung menyebabkan terjadinya penurunan performa. Untuk mengetahui perlu tidaknya dilakukan pembersihan (cleaning), perlu adanya perhitungan performance HPH 7 untuk mengetahui kondisi catu kalor (Q). Jika persentase penurunan catu kalor antara kondisi commisioning dan kondisi aktual lebih dari 10 % maka perlu dilakukan cleaning, (Sumber : Maintenance PLTU Indramayu).
Berdasarkan data commisioning diperoleh suhu masuk dan keluar feedwater yaitu 212,41 oC dan 251,06 oC serta suhu masuk dan keluar ekstraksi uap yaitu 334,74 oC dan 222,36 oC, sedangkan data aktual diperoleh suhu masuk dan keluar feedwater yaitu 209,55 oC dan 248,47 oC serta suhu masuk dan keluar ekstraksi uap yaitu 342,23 oC dan 219,03 oC. Data tersebut digunakan sebagai dasar analisis termal yang meliputi performa HPH. HPH memiliki tiga zona luasan perpindahan panas, yaitu: subcooling zone, condensing zone, dan desuperheating zone. Tujuan perhitungan yaitu menentukan nilai catu kalor (Q) dan efektivitas (ε).
Hasil dari perhitungan data commissioning dan data aktual didapatkan HPH 7 mengalami penurunan performa catu kalor sebesar 1012,54 kW atau sekitar 2,08% dan efektivitas pada masing-masing zona lebih besar dari 75%. Dapat disimpulkan bahwa HPH 7 masih berada dalam kondisi baik dan tidak perlu dilakukan pembersihan.