POLA KEPEKAAN KUMAN DAN TERAPI ANTIBIOTIKA EMPIRIS TERHADAP SEPSIS DI R.S. PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Abstract
Latar Belakang
Sepsis adalah SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome) dengan infeksi pada organ tertentu berdasarkan hasil biakan positif, puncak interaksi kompleks mikroorganisme dengan imunitas pejamu, respon inflamasi dan respon koagulasi. Tingkatan sepsis yaitu SIRS, sepsis, sepsis berat, syok sepsis dan Multiple Organ Dysfunction Syndrome (MODS). Insiden sepsis di negara berkembang 1,8 – 18 dan di Indonesia 3,03 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian di negara berkembang 12- 68%, di Indonesia 11.56% - 49.9%. Penyebab sepsis berbeda antar negara, antar waktu. Antibiotik empiris diberikan pada kasus tersangka sepsis sambil menunggu hasil uji kultur dan sensitivitas antibiotika . Tujuan penelitian melihat pola kuman dan kepekaan pasien sepsis, dan terapi antibiotik empiris yang diberikan klinisi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode
Penelitian observasional retrospektif dengan pendekatan cross sectional pada rekam medis terhadap hasil pemeriksaan kultur dan sensitivitas antibiotika sampel darah pasien rawat inap terdiagnosis sepsis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta selama Januari 2011 – Oktober 2014
Hasil
Tiga bakteri utama penyebab 30 pasien sepsis adalah Staphylococcus coagulase negatif (46,67 %), Sphingomonas paucimobilis (20%) dan Staphylococcus aureus (16,67 %). Pola kepekaan kuman menunjukkan sensitivitas terhadap Levofloxacin sebanyak 50 % , Gentamicin (46,67%). Ciprofloxacin (40 %), Meropenem (33,3 %), Linezolid ( 30 %) dan Cefepim (26,67 %). Terapi Antibiotika empiris pasien sepsis oleh klinisi adalah Levofloxacin ( 20%), Ceftriaxon dan Cefixim ( 16,67%) dan Ceftazidime ( 13,33%)
Kesimpulan
Bakteri terbanyak penyebab sepsis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta adalah Staphylococcus coagulase negatif. Antibiotik Levofloxacin memiliki persentase sensitivitas tertinggi dan menjadi pilihan terapi antibiotika empiris pasien sepsis oleh klinisi.