Era BPJS memaksa rumah sakit harus memberikan layanan kesehatan yang berkualitas, namun dengan biaya paket karena perhitungan tarif berdasarkan INA CBG’s. layanan berkualitas dengan tarif paket ini mendorong personil rumah sakit bekerja berdasarkan kendali mutu dan kendali biaya yang dirangkum berdasarkan Clinical Pathway. Salah satu kendali biaya dalam clinical pathway adalah asuhan kefarmasian. Asuhan kefarmasian ini di rumah sakit dilakukan dengan metode intervensi apoteker terhadap resep yang diberikan oleh dokter kepada pasien. Sampai saat ini telaah resep telah dilakukanpada pasien rawat jalan dan rawat inap sejak diberlakukannya pelayanan pasien JKN namun belum ada evaluasi terhadap pengaruh intervensi apoteker terhadap efisiensi dan mutu pelayanan pasien BPJS khususnya dari aspek pelayanan farmasi. Instalasi Farmasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah melakukan upaya untuk efisiensi dengan melakukan telaah resep pasien BPJS termasuk memberikan intervensi untuk penyesuaian resep dokter sehingga sesuai dengan peraturan BPJS. Berdasarkan uraian di atas maka menarik untuk diteliti bagaimana peranan intervensi apoteker di rumah sakit dapat menghasilkan penghematan biaya di isntalasi farmasi yang dihitung berdasarkan metode pharmacoeconomi, karenayapenelitian ini bertujuan untuk meneliti seberapa besar efisiensi biaya yang dihasilkan dari intervensi apoteker dalam pelayanan resep pasien BPJS rawat jalan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berdasarkan metode Cost Minimization Analysis (CMA).