View Item 
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      STRATEGI RUSIA MENJAGA KEAMANAN KAWASAN ASIA TENGAH DI BAWAH KEPEMIMPINAN PUTIN

      Thumbnail
      View/Open
      COVER (153.0Kb)
      HALAMAN JUDUL (436.7Kb)
      HALAMAN PENGESAHAN (266.5Kb)
      ABSTRACT (8.029Kb)
      BAB I (431.4Kb)
      BAB II (584.0Kb)
      BAB III (268.8Kb)
      BAB IV (334.0Kb)
      BAB V (94.47Kb)
      DAFTAR PUSTAKA (188.0Kb)
      Date
      2017-08-30
      Author
      RAHMADHANI, MOHAMMAD.
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Rusia dan Asia Tengah memiliki sejarah yang sama, sama-sama mendapatkan kemerdekaan pada tahun 1998 setelah runtuhnya Uni-Soviet. Rusia sebagai pewaris tunggal Uni Soviet, semenjak runtuhnya Uni Soviet dipertandai oleh berbagai permasalahan internal baik itu permasalahan ekonomi, politik dan keamanan. Faktor-faktor yang mendasari itu semua bukan karena gagalnya ideologi Sosialis-Komunisme ideologi yang sempat diagung-agungkan oleh Karl Marx dan Lenin dan seluruh masyarakat Uni-Soviet mencapai revolusi menuju negara proletariat dictator. Warisan tunggal yang diterima oleh Rusia adalah karakter rakyat yang national consciounsness atau kesadaran nasional yang tinggi. Menurut Putin selaku Presiden Rusia melakukan restorasi patriotisme dan nilai-nilai tradisi dalam visi dan pragmatisme menjadi instrumen penting untuk mewujudkan misinya yang bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Rusia terpuruk pasca runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1998. Putin diabsahkan oleh rakyat Rusia untuk menjabat sebagai Presiden pride 2000-2008 menggantikan Boris Yeltsin yang telah dianggap gagal mengembalikan kejayaan Rusia, Salah satu dari kebijakan pragmatisme-nya ia mampu membawa negaranya bersifat non-ideologis dan bahkan ia dianggap berwajah ganda.Termasuk tanggapan dari negara-negara Kawasan Asia Tengah memiliki kepentingan khusus dengan Rusia, selain karena factor historis dan kultural, tetapi juga karena kepentingan ekonomi, politik, dan keamanan. Rusia memandang Kawasan Asia Tengah sebagai bargaining position, suatu wilayah yang memilki nilai-nilai ekonomis dan politik, untuk menjaga kepentingannya Rusia membentuk negara-negara persemakmuran salah satu organisasi sebagai kendaraan politik Rusia, yaitu Commopnwealth of Independent State (CIS) terbentuk pada tahun 21 Desember 1991, selama perjalanannya CIS sempat mengalami kemunduran kemudian dibangkitkan kembali oleh Putin menggunakan pendekatan leadership strategy untuk mengorganisir Kawasan tersebut, melakukan pendekatan persuasif ke seluuruh negara-negara aggota Asia Tengah. Langkah-langkah Putin dianggap langkah paling efektif untuk mendominasi konstelasi politik di Kawasan tersebut.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/14330
      Collections
      • Department of International Relations

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV