DIKTAT MATA KULIAH KESUSASTRAAN JEPANG
Abstract
Sejarah kesusastraan Jepang dalam bentuk tertulis sudah ada sejak abad ke -8. Bila dibandingkan dengan negara-negara lain, sejarah Jepang bukanlah sejarah yang singkat. Dalam sejarah yang begitu panjang itu, genre atau bentuk kesusastraan Jepang ditradisikan dengan keadaan yang hampir tidak mengalami perubahan sampai sekarang. Sifat seperti itu dapat dikatakan sebagai salah satu sifat khas dari kesusastraan Jepang. Tanka (puisi pendek) sebagai salah satu contohnya, yaitu puisi yang telah dahulu kala terbentuk, yang sampai sekarang masih tetap hidup. Mengapa demikian? Karena puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling cocok untuk mengekpresikan emosi dan gerak hati orang Jepang. Tanka (puisi pendek) tetap hidup, walaupun bentuk kesusastraan lain yang sesuai dengan keadaan budaya masing-masing jamannya bermunculan, seperti renga pada jaman pertengahan, haikai pada jaman pramodern, dan haiku pada jaman modern lahir dan berkembang terus.
Ideologi kesusastraan yang muncul dalam sastra Jepang, contohnya mono no aware, yugen, dan sui tetap hidup bersama dengan berkembangnya ideologi baru lainnya yang ada pada jaman berikutnya. Walaupun ideologi kesusastraan Jepang klasik dan modern mempunyai perbedaan. Kesusatraan modern tentu saja tidak dapat melepaskan diri dari nilai estetika yang mempunyai kecenderungan lebih menekankan pada filsafat pemikiran, aliran, atau metode. Sebagai contoh adalah dengan digantinya ideologi kesusastraan klasik seperti fuga, wagi dan ushin, dengan aliran kesusastraan modern seperti aliran naturalisme, humanisme, realisme dan sebagainya.