Kendala utama dari perkembangan bisnis yang dilakukan oleh unit bisnis UMKM adalah keterbatasan pengelolaan bisnis yang dijalankannya. Paa umumnya pelaku bisnis UMKM mengelola kegiatan bisnisnya dengan cara yang sekenannya, sederhana atau bahkan tradisional. Hal tersebut menyangkut hampir seluruh aspek bisnis yang dijalankannya, mulai dari tata kelola unit bisnisnya, manajemen keuangannya, pemasaran produknya, dll. Kondisi tersebut juga dialami oleh dua pelaku bisnis UMKM yang bergerak pada industri makanan ringan (snack) di daerah Sleman Propinsi D.I. Yogyakarta. Kedua pelaku bisnis UMKM tersebut adalah sdri. Noviani yang memproduksi dan memasarkan snak belut dan lele goreng crispy dengan merek dagang “Sari Rasa” dan sdr. Stenley Avanda yang memproduksi dan memasarkan produk snack rumput laut dengan merek “Panda”. Pada dasarnya kedua pelaku bisnis UMKM tersebut adalah dua orang anak muda yang memiliki semangat tinggi untuk mengembangkan bisnisnya. Akan tetapi dari pra survey yang dilakukan, kedua pelaku bsinis UMKM tersebut mengaku masih menghadapi banyak kendala untuk mengembangkan unit bisnisnya, terutama dalam kaitannya engan manajemen promosi dan pemasaran, serta tata kelola unit bisnisnya. Kedua pelaku bisnis UMKM mengaku bahwa mereka belum bisa memanfaatkan peluang pasar makanan ringan di DIY secara optimal. Keberadaan DIY sebagai salah satu destinasi wisata yang potensial tidak mampu dimanfaatan secara maksimal oleh kedua pelaku bisnis tersebut untuk mengembangkan bisnisnya. Terutama dalam kaitannya denan keberadaan wisatawan mancanegara yang cukup banyak datang ke Yogyakarta. Berangkat dari permasalahan tersebut maka kegiatan pengabdian ini memberikan pendampingan manajemen bisnis dan manajemen promosi kepada kedua pelaku UMKM. Dari evaluasi program dapa dilihat bahwa kegiatan pengabdian dengan skema IbM ini mampu memberkan perubahan signifikan pada perkembangan bisnis "Sari Rasa" dan "Panda".