PENGARUH VARIASI TEKANAN PEMBRIKETAN (200 kg/cm2, 250 kg/cm2, 300 kg/cm2) TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET BERBAHAN BAKU AMPAS TEBU (BAGASSE) DENGAN METODE THERMOGRAVIMETRY ANALYSIS (TGA)
Abstract
Kondisi cadangan energi di Indonesia khususnya energi fosil (minyak bumi dan batubara) semakin hari semakin menipis. Salah satu cara untuk mengatasi krisis permasalahan energi tersebut adalah dengan pengembangan energi alternatif yang bersifat terbarukan. Bahan bakar fosil terbentuk dalam waktu yang relatif lama, yakni hingga jutaan tahun, namun kebutuhan manusia dan industi akan bahan bakar semakin meningkat dan akan segera habis dengan penggunaan secara terus-menerus. Biomassa merupakan salah satu bahan bakar alternatif terbarukan yang pontensial untuk dikembangkan di Indonesia. Contoh biomassa adalah limbah ampas tebu yang merupakan limbah dari pabrik gula.
Dalam penelitian ini limbah ampas tebu tersebut dilakukan proses pembriketan untuk mengetahui karakteristik pembakaran. Limbah ampas tebu dihancurkan terlebih dahulu hingga lolos ukuran mesh 20, kemudian serbuk ampas tebu tersebut dibuat briket dengan tekanan pembriketan 200 kg/cm², 250 kg/cm², 300 kg/cm² dan persentase perekat sebesar 10% menggunakan kanji. Pengujian karakteristik pembakaran dilakukan dengan menggunakan metode termogravimetri analysis (TGA) dan uji proksimat.
Berdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa semakin besar tekanan pembriketan biobriket ampas tebu yang diberikan maka akan berpengaruh terhadap karakteristik pembakaran meliputi: turunnya nilai ITVM, BT, dan Energi Aktivasi, serta meningkatnya nilai ITFC, PT, nilai kalor dan lama pembakaran. Semakin besar tekanan pembriketan biobriket ampas tebu yang diberikan maka akan berpengaruh terhadap pengujian proksimat meliputi : kadar air (moisture) dan kadar fixed carbon yang semakin turun. Kadar volatile matter dan kadar abu (ash) yang semakin meningkat.