MANAJEMEN KURIKULUM INKLUSI: STUDI IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM INKLUSI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MUHAMMADIYAH 9 YOGYAKARTA
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui implementasi manajemen kurikulum inklusi di Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah 9 Yogyakarta (SMPM 9) dan (2) mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi manajemen kurikulum inklusi tersebut.
Penelitian ini termasuk pada penelitian dengan pendekatan kualitatif-deskriptif dengan metode fenomenologi. Subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru pendamping khusus, guru mata pelajaran dan siswa ABK. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah interactive model Miles dan Huberman.
Adapun hasil penelitian ini adalah (1) Implementasi Manajemen Kurikulum Inkluis terdiri dari (a) secara proses perencanaan, kurikulum inklusi yang ada di SMPM 9 ini berupa kurikulum nasional yang bersifat umum dan modifikasi kurikulum yang bersifat khusus (b) secara organisasi kurikulum, di sekolah tersebut melibatkan beberapa hal berikut, ruang lingkup, kontinuitas, keseimbangan bahan pelajaran dan alokasi waktu (c) implementasi kurikulum, klasifikasi kemampuan yang dilakukan oleh pihak sekolah terhadap kemampuan peserta didik ABK serta strategi Positive Behavioral Support dan pendampingan psikolog bagi peserta didik ABK (d) evaluasi kurikulum telah berjalan secara terstruktur dan menyeluruh. (2) Faktor pendukung dan penghambat adalah (a) faktor pendukung yang ditemukan ialah dukungan penuh kepala sekolah, pemahaman yang cukup mapan di antara guru dan peserta didik tentang peserta didik ABK, kebijakan pendampingan yang dilakukan pula oleh psikolog serta tercukupinya perangkat tindakan inklusi (b) faktor penghambat yang ditemukan ialah proses pembuatan perencanaan dan program pembelajaran individu hanya dilakukan oleh guru GPK. Faktor selanjutnya ialah tidak dapat ditebaknya kondisi para peserta didik ABK, sehingga pada suatu waktu, semua peserta didik ABK membutuhkn tindakan yang sama, sehingga penanganan menjadi kewalahan