Pendidikan salah satu faktor penting dalam pembangunan sebuah negara dan merupakan hak asasi setiap manusia sebagai warga negara untuk memperolehnya. Namun, faktanya masih banyak ditemukan masalah buta aksara di berbagai daerah. Di Kabupaten Brebes jumlah penyandang buta aksara berada dalam rentang usia 15 sampai 59 tahun dan sebagian masyarakat berusia lanjut yang semasa kecilnya tidak mengenyam masa pendidikan di sekolah. Penelitian ini difokuskan pada strategi Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes dalam menanggulangi buta aksara pada tahun 2015. Hal ini menarik untuk diteliti karena Kabupaten Brebes merupakan Kabupaten dengan tingkat penyandang buta aksara tertinggi di Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk menganalisa ketiga teknik pengumpulan data tersebut menggunakan teori manajemen strategi dari John M.Bryson yaitu Identifikasi Visi dan Misi, menganalisis lingkungan strategi dengan SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) dan analisis isu strategi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa strategi Dinas Pendidikan Kabupaten Bantul dalam menanggulangi masalah buta aksara pada tahun 2015 yaitu a) Meningkatkan kualitas dan keterjaminan mutu pelayanan pendidikan, b) Meningkatkan kerjasama dalam sosialisi buta aksara dengan organisasi yang terkait, dan c) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan informal dan nonformal. Sumberdaya manusia di Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes masih terbatas dalam memberikan sosialisasi dan menjalankan program pemberantasan buta aksara kepada masyarakat Kabupaten Brebes yang mengalami buta aksara pada tahun 2015 sebanyak 41.179 orang. Diharapkan Dinas Pendidikan Kabupaten Brebes untuk meningkatkan kerjasama dengan berbagai organisasi dengan baik, meningkatkan fasilitas pendidikan baik secara fisik maupun non fisik, dan sebaiknya warga masyarakat Kabupaten Brebes lebih meningkatkan kesadaran akan pentingnya arti pendidikan.