Objektivitas merupakan salah satu syarat sebuah berita dikatakan berkualitas, namun kenyataan saat ini bahwa media di Indonesia sebagian besar dimiliki oleh individu-individu yang mempunyai kepentingan ekonomi dan politik, maka keobjektivisan media perlu dipertanyakan kembali. Sebagai saluran informasi media seringkali tidak objektif dan cenderung memihak pada pihak tertentu. Hal ini menarik untuk dianalisis lebih lanjut melalui peneltian. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui objektivitas pemberitaan kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kompas periode 8 Oktober – 31 November 2016. Berita tersebut menjadi trending topic diberbagai media massa dan sangat rentan memecah belah bangsa karena berkaitan dengan konflik berlatar agama. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah analisis isi deskriptif kuantitatif menggunakan 40 sampel berita. Analisis data dilakukan berdasarkan konsep objektivitas yang dikembangkan oleh J. Westersthal. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa Kompas merupakan media yang cenderung objektif dalam meberitakan kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. Dari 8 (delapan) kategori yang diteliti, hanya satu kategori yang belum memenuhi syarat objektivitas yaitu kategori faktual, sedangkan 7 kategori lainnya yaitu akurasi, kelengkapan, relevansi, tipe peliputan, arah pemberitaan, non sensasional dan non evaluatif telah memenuhi syarat objektivitas berita.