View Item 
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      ENERAPAN DOKTRIN NATALEGAWA “DYNAMIC EQUILIBRIUM” DALAM PENYELESAIAN KONFLIK LAUT CHINA SELATAN

      Thumbnail
      View/Open
      HALAMAN JUDUL (1.711Mb)
      BAB I (467.9Kb)
      BAB II (453.9Kb)
      BAB III (350.6Kb)
      BAB IV (442.4Kb)
      BAB V (206.9Kb)
      COVER (326.1Kb)
      DAFTAR PUSTAKA (91.60Kb)
      LEMBAR PENGESAHAN (442.2Kb)
      Date
      2015-12-30
      Author
      ADHISTY, AJENG AYU
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Laut China Selatan merupakan wilayah yang sangat penting bagi banyak negara, khususnya bagi negara-negara yang letak geografisnya berbatasan langsung dengan wilayah perairan ini. Hal ini yang mengakibatkan Laut China Selatan menjadi objek perdebatan dalam konteks regional maupun internasional. Serta, memunculkan upaya konfrontatif saling klaim yang melibatkan 4 (empat) negara anggota ASEAN yaitu Malaysia, Filiphina, Vietnam, dan Brunei dengan China dan Taiwan. Benturan kepentingan yang melibatkan banyak negara ini dapat jika tidak dapat selesaikan dengan cara yang baik maka bisa berujung dengan melibatkan kekuatan militer antar negara yang merasa kepentingan nasional nya terganggu. Indonesia sebagai negara yang dianggap bersifat netral dan tidak ikut terlibat langung dalam konflik di Laut China Selatan ini perlu mengambil langkah dengan menerapkan Doktrin Natalegawa “Dynamic Equilibrium” (Keseimbangan Dinamis) agar terwujudnya diplomasi secara damai. Konsep dari Doktrin Natalegawa “Dynamic Equilibrium” ini jika dianalisa akan mencakup beberapa hal, diantaranya adalah, tidak ada suatu negara dominan di sebuah kawasan, mengedepankan sikap netralitas atau tidak memihak, berperan sebagai pencari keseimbangan atau mediator dalam menyelesaikan konflik, mengikat kekuatan-kekuatan besar global untuk berkontribusi bagi stabilitas dan pembangunan di sebuah kawasan, mengutamakan jalur diplomasi damai dan pendekatan dialog untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau konflik, menciptakan kawasan regional yang solid dengan mengacu pada keseimbangan dinamis yang bermakna di seluruh kawasan, menumbuhkan rasa saling percaya antar negara-negara yang berkonflik, meningkatkan kerja sama antar negara, mencarikan solusi menguntungkan alias win-win solution bagi pihak-pihak yang terlibat konflik, mewujudkan Code of Conduct (menyelesaikan konflik dengan kode etik) Hambatan yang dihadapi dalam menerapkan Doktrin Natalegawa “Dynamic Equilibrium” sebagai usaha-usaha penyelesaian konflik Laut China Selatan salah satunya adalah tumbuh rasa saling tidak percaya diantara negara-negara yang terlibat langsung dalam konflik di Laut China Selatan, dan tidak adanya itikad baik dari negara-negara yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik ini..
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/17968
      Collections
      • Department of International Relations

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV