KERJASAMA INDUSTRI KREATIF JEPANG-INDONESIA DARI KEPENTINGAN NASIONAL JEPANG
Abstract
Berdasarkan penjelasan yang dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, maka
ditarik kesimpulan alasan Jepang di balik kerjasama Jepang dan Indonesia dalam
bidang industri kreatif.
Dengan faktor-faktor yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya,
pemerintah tidak lagi menggunakan kekuatan ekonomi sebagai kunci utama dalam
diplomasi Jepang, tetapi menggunakan kebudayaan Jepang sebagai diplomasi
alternatif. Dalam penelitian ini, teori soft power, diplomasi, diplomasi kebudayaan
dan kepentingan nasional telah digunakan. Selama ini, content industry Jepang
awalnya berkembang tanpa campur tangan pemerintah namun setelah tahun 2000an
kombinasi antara actor pemerintah dan nonpemerintah telah dilakukan. Demam
Jepang juga terjadi di luar kebijakan pemerintah. Walaupun demam Jepang terjadi di
luar Jepang, adanya kerja sama antara pemerintah Jepang dan content industry sangat
menguntungkan perekonomian Jepang. Sejak tahun 2007, di bawah pemerintahan
Koizumi dan Aso, demam Jepang di luar negeri khususnya di Indonesia dianggap
penting untuk mendapat kepentingan negara. Oleh karena itu, diplomasi kebudayaan
yang menggunakan soft power, seperti animasi dan komik, baru digerakkan. Sejak
saat itu, lembaga-lembaga dan institusi milik negara, seperti Japan Fondation,
melaksanakan acara kebudayaan Jepang dan mempromosikan kebudayaan tradisional
maupun pop Jepang.