KONFLIK ANTARA RUSIA DAN UKRAINA PADA MASA PEMERINTAHAN VLADIMIR PUTIN 2012 – 2018
Abstract
Beberapa bulan belakangan ini kita ketahui bahwa Ukraina kembali menjadi pusat perhatian dunia karena aksi kependudukan yang dilakukan Rusia di Wilayah Otonomi Khusus Crimea (WOK Crimea), yang secara formal menjadi bagian dari wilayah Ukraina. Dimana Media massa menyatakan hal tersebut adalah aksi militer yang melanggar kedaulatan wilayah Ukraina. Dan sejarah identitas sosial dan budaya antara Crimea dan Ukraina ikut mempengaruhi eskalasi politik di wilayah tersebut.
Ukraina sendiri sebelum menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1991, merupakan bagian dari wilayah kedaulatan Rusia atau Uni Soviet. Bertahun – tahun pasca pemisahana wilayah, Rusia masih meyakini bahwa Ukraina merupakan bagian dari Rusia, Dimana mereka memiliki persamaan baik dari etnis, bahasa, dan juga sejarah.
Perebutan wilayah atas Crimea sendiri banyak dilatar belakangi oleh
berbagai macam hal, meskipun salah satunya dilatar belakangi oleh pertentangan
historis, juga dikarenakan potensi energi yang dimiliki oleh Crimea berupa gas
alamnya. Hal – hal tersebut juga yang mempengaruhi Rusia untuk merebut kembali
Crimea dari Ukraina.
Dari aspek demografi, sepertiga dari masyarakat Ukraina yang tinggal di
wilayah Ukraina Timur yaitu Crimea merupakan etnis Rusia yang bukan hanya
memiliki kultur dan juga menggunakan bahasa asli Rusia, akan tetapi juga memiliki
kesamaan ideology dan bentuk dukungan yang kuat terhadap rezim Rusia. Dengan
adanya ketakutan akan pengaruh barat yang menyebar di Ukraina, maka nasionalis
Rusia seperti Vladimir Putin merasa memiliki tanggung jawab untuk ikut campur
terhadap urusan domestic Ukraina yang mengakibatkan pecahnya konflik antara
Ukraina dan Rusia