WISATA BENCANA : SEBUAH STUDI KASUS LAVA TOUR GUNUNG MERAPI
Abstract
Munculnya tren ekowisata sebagai bagian wisata minat khusus menjadi tawaran tersendiri bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi wisata yang berbeda. Selain kemunculan bentuk wisata minat khusus ekowisata, juga muncul banyak ciri wisata lainnya, seperti munculnya dark tourism dan disaster tourism. Dua wisata minat khusus yang telah disebutkan terakhir ini cukup menarik untuk didiskusikan. Petanyaan dalam penelitian ini adalah bagaimana fenomena wisata bencana pada Lava Tour di Gunung Merapi? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik wisata bencana Lava Tour Gunung Merapi. Objek penelitian adalah komunitas wisata di kawasan wisata Lava Tour yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Metode penelitian menggunakan pendekatan studi kasus. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, pertama, wisata bencana adalah wisata edukasi yang mana kehancuran, kematian dan kehidupan kembali sebagai daya tarik wisata. Kedua, bahwa wisata bencana menghadirkan trip atau tur karena wisatawan bisa melihat langsung situs bencana. Ketiga, peran komunikasi antara komunitas wisata pada wisatawan menjadi sangat penting, seperti menceritakan kronologi peristiwa kepada wisatawan. Lebih baik jika yang menceritakan adalah korban langsung atau saksi mata langsung, karena lebih otentik dan meyakinkan. Keempat, wisata bencana lebih mengutamakan interaksi antara saksi dan wisatawan. Kelima, wisata bencana bisa menjadi bagian dari literasi bencana, dikarenakan saksi atau korban menjelaskan banyak hal tentang kebencanaan.