Tulisan ini mencoba untuk menggambarkan fenomena peraturan baru dalam pengelolaan Sungai Nil yang memakan waktu lama. Sungai Nil yang merupakan sungai terpanjang di dunia menjadi sumber konflik bagi negara-negara sekitarnya. Peraturan baru adalah untuk memberikan keadilan dalam pengelolaan Sungai Nil untuk menghindari konflik atas perebutan kekuasaan Sungai Nil dan perjanjian tersebut dikenal sebagai Perjanjian Kerangka Kerja Sama Nile Basine (CFA) yang diprakarsai oleh negara-negara yang mengelola Nil, termasuk Ethiopia. Ethiopia sebagai negara pertama yang meratifikasi CFA. Dalam keputusannya untuk meratifikasi CFA, tidak lain berdasarkan dari pertimbangan aktor rasional yang mempertimbangkan untung rugi dalam mencapai kepentingan di dalamnya, salah satu kepentingan ekonomi Ethiopia untuk membangun bendungan raksasa di sekitar Sungai Nil.