KORELASI TITER UJI WIDAL DENGAN DERAJAT KLINIS PADA PASIEN DEMAM TIFOID
Abstract
Pemeriksaan Widal memiliki tujuan untuk menegakan diagnosa demam tifoid. Pemeriksaan ini masih banyak dipakai di negara-negara berkembang dikarenakan biayanya relatif terjangkau dan hasilnya dapat diketahui dengan segera. Meskipun sebenarnya, gold standar untuk penyakit demam tifoid adalah dengan metode kultur. Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, pada tahun 2010 rawat inap diseluruh Indonesia, didapatkan data mengenai kejadian penyakit demam tifoid dan paratifoid sebanyak 41.081 kasus dan dari kasus tersebut 274 di antaranya meninggal dunia. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu diteliti “Korelasi Titer Uji Widal Dengan Derajat Klinis Pada Pasien Demam Tifoid”untuk menjawab hubungan uji Widal terhadap gejala klinis demam tifoid. Penelitian ini menggunakan desain studi atau rancangan penelitian studi observasional retrospektif berupa cross sectionalstudy dengan jenis rancangan penelitian hipotesis analitik korelatif. Populasi yang digunakan adalah seluruh pasien demam tifoid di RSUD Panglima Sebaya Tana Kabupaten Paser. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien demam tifoid rawat inap di RSUD Panglima Sebaya Tana Kabupaten Paser sejumlah 52 orang. Perhitungan statistik menggunakan uji korelasi Gamma menunjukan bahwa kadar titer uji widal memiliki hubungan dengan derajat klinis pasien. Hal ini dapat diketahui dari nilai p-value= 0,002 atau nilai p < 0,05. Hal ini berarti menunjukkan terdapat korelasi antara titer uji Widal dengan derajat klinis pasien demam tifoid di RSUD Panglima Sebaya Kabupaten Paser Kalimantan Timur. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi positif antara titer uji Widal dengan derajat klinis ringan, sedang, ataupun berat yang dialami pasien demam tifoid di RSUD Panglima Sebaya Tana Kabupaten Paser.