View Item 
      •   UMY Repository
      • 07. RESEARCH CENTER
      • Learning Center's Research
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 07. RESEARCH CENTER
      • Learning Center's Research
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      KOMPETENSI KOMUNIKASI MULTIKULTUR TENAGA KESEHATAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH

      Thumbnail
      View/Open
      Filosa_Fajar_Naskah Publikasi Unggulan Prodi UMY_2015.pdf (303.0Kb)
      Date
      2016-03-31
      Author
      SUKMONO, FILOSA GITA
      JUNAEDI, FAJAR
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan di Indonesia serta bekal kompetensi yang dimiliki oleh tenaga kesehatan tersebut membuat profesi ini dianggap salah satu profesi yang menitikberatkan pada profesionalitas dalam memberikan pelayanan kepada masayarakat, namun dalam beberapa kasus justru tenaga kesehatan belum mempunyai kompetensi komunikasi multikultur dalam menghadapai pasien. Jika dicermati justru kompetensi ini penting bagi tenaga kesehatan, hal ini dikarenakan masyarakat atau pasien yang dihadapi beragam dari latar belakang budaya yang berbeda-beda. Penelitian ini ingin mendalami bagaimana sebenarnya kompetensi komunikasi multikultur yang dimiliki tenaga medis serta permasalahan antar budaya yang mereka hadapi. Penelitian ini fokus pada kasus-kasus antar budaya serta kompetensi multikultur yang dihadapi bidan dalam memberikan pelayanan. Khususnya di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Sragen, Jawa Tengah. Penelitian ini menjawab pertanyaan besar tentang kompetensi multikultur yang dimiliki oleh tenaga kesehatan, khususnya bidan, berdasarkan pengalaman bidan senior. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan fokus pada kasus yang terjadi di Sragen dan Yogyakarta. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penting bagi para bidan menguasai kompetensi komunikasi multikultur saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarga pasien agar tidak terjadi kesalahpahaman. Dalam tatanan praktis, keempat bidan yang diwawancarai menyebutkan bahwa penguasaan terhadap bahasa lokal menjadi penting. Dengan menggunakan bahasa lokal, maka makna dalam komunikasi bisa bersifat mindfulness. Secara akademis, penelitian ini merekomendasikan agar pendidikan tinggi kebidanan dan pendidikan tinggi kesehatan yang lain perlu menginsersi muatan multikultur dalam kurikulumnya, sehingga para lulusannya lebih siap kala berhadapan dengan budaya yang berbeda.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/2186
      Collections
      • Learning Center's Research

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV