EFISIENSI TEKNIS USAHATANI KONSERVASI LAHAN PANTAI
View/ Open
Date
2014-09-13Author
WIDODO, ARIS SLAMET
HARTONO, SLAMET
DARWANTO, DWIDJONO HADI
MASYHURI, MASYHURI
Metadata
Show full item recordAbstract
Pantai adalah daerah ditepi perairan yang dipengaruhi oleh tinggi rendahnya air pasang dan salah satu permasalahan wilayah pantai dari segi iklim adalah kenaikan air laut yang dapat menyebabkan abrasi pantai, sedimentasi dan erosi berlebihan (Triatmodjo, 1999). Adanya proses erosi baik oleh air laut maupun angin menyebabkan usahatani lahan pantai sulit mencapai produksi potensial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola usahatani dan produksi potensial usahatani konservasi lahan pantai di Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan metode survey dan penentuan lokasi dengan system purposive. Lokasi penelitian adalah Desa Sri Gading dan Gading Sari Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul dan dilaksanakan pada tahun 2012. Analisis efisiensi teknis usahatani dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menggunakan metode OLS dan tahap kedua menggunakan metode MLE. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pola usahatani yang dilakukan oleh petani lahan pantai adalah kombinasi antara usahatani tanaman hortikultura dan tanaman pangan (bawang merah, cabai merah, terong dan ubi jalar) dengan usaha ternak yaitu sapi, kambing dan unggas dan dengan mengusahakan tanaman konservasi terutama cemara udang dan pengadaan system irigasi sumur renteng. Hasil analisis efisiensi teknis dengan menggunakan pendugaan model fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier usahatani tiap komoditas dengan metode MLE menunjukkan bahwa nilai rata-rata efisiensi teknis pada usahatani bawang merah di musim hujan adalah 0.926 (92.6%) dan 0.894 (89.4%) di musim kemarau 1. Tingkat efisiensi usahatani terong musim hujan adalah 0.886 (88.6%). Ubi jalar pada musim hujan memiliki tingkat efisiensi 0.898 (89.8%), musim kemarau 1 0.944 (94.4%) dan musim kemarau 2 0.939 (93.9%). Efisiensi teknis cabai merah adalah 0.960 (96%) pada musim kemarau 1 dan 0.959 (95.9%) pada musim kemarau 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua usahatani pada semua musim sudah efisien, tercermin dari nilai rata-rata efisiensi teknis yang lebih besar dari 0,7. Namun masih terdapat peluang meningkatkan produksi antar 4% - 11.4% untuk mencapai produksi maksimum.