View Item 
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      •   UMY Repository
      • 03. DISSERTATIONS AND THESIS
      • Students
      • Undergraduate Thesis
      • Faculty of Social and Political Science
      • Department of International Relations
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      KERJASAMA INDONESIA-JEPANG DALAM PENGEMBANGAN LOW COST GREEN CAR (LCGC) TAHUN 2013-2016

      Thumbnail
      View/Open
      COVER (330.2Kb)
      HALAMAN JUDUL (603.2Kb)
      HALAMAN PENGESAHAN (493.4Kb)
      ABSTRAK (319.8Kb)
      BAB I (649.5Kb)
      BAB II (483.4Kb)
      BAB III (464.9Kb)
      BAB IV (452.5Kb)
      BAB V (446.7Kb)
      DAFTAR PUSTAKA (361.7Kb)
      LAMPIRAN (1.291Mb)
      NASKAH PUBLIKASI (897.7Kb)
      Date
      2018
      Author
      WATHON, MUHAMMAD HIZBUL
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Pada tahun 2013, dinamika kerjasama bilateral antara Indonesia dan Jepang dihadapkan pada program low cost green car (LCGC). Kebijakan pemerintah pusat yang disebut LCGC atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai "mobil murah" menimbulkan pro dan kontra. Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perindustrian, menyatakan bahwa dengan adanya LCGC ini akan menumbuhkan industri otomotif dalam negri karena dibuat di Indonesia dan memakai komponen buatan Indonesia. Konsep LCGC (Low Cost Green Car) yang diusung pemerintah sangat berbeda dengan konsep green car pada umumnya, karena LCGC masih 100% menggunakan bahan bakar bahan fosil (bukan biofuel, elektrik, maupun hybrid). Kebijakan mobil LCGC yang akan diusung oleh pemerintah ini banyak mengundang pro dan kontra dari berbagai kalangan baik pemerintah maupun masyarakat. Pihak-pihak yang setuju menyatakan bahwa siapapun tidak bisa melarang masyarakat untuk membeli mobil yang murah, irit dan ramah lingkungan, karena ini program pemerintah dan payung hukumnya jelas. Sementara itu pihak yang tidak setuju, menyatakan bahwa mobil murah akan menambah kemacetan karena populasi mobil yang beroperasi di jalan akan semakin bertambah, sementara jalan dan lahan parkir terbatas jumlahnya. Meskipun kebijakan ini dalam konteks pertumbuhan ekonomi, transportasi, serta energi menguntungkan, namun jika dilihat lagi kebijakan pemerintah ini akan terlihat cacat.
      URI
      http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22015
      Collections
      • Department of International Relations

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV
       

       

      Browse

      All of UMY RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      DSpace software copyright © 2002-2015  DuraSpace
      Contact Us | Send Feedback
      Theme by 
      @mire NV