dc.contributor.advisor | SUGITO | |
dc.contributor.author | KUSUMA, AKHMAD TRI | |
dc.date.accessioned | 2018-10-18T02:22:57Z | |
dc.date.available | 2018-10-18T02:22:57Z | |
dc.date.issued | 2018 | |
dc.identifier.uri | http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/22246 | |
dc.description | usia adalah negara yang dulunya bagian dari Uni Soviet, juga sebagai pewaris tahta kekuasaan
Uni Soviet. Negara ini mendapatkan hampir dua per tiga wilayah yang dulunya teritorial Uni Soviet,
50% penduduk dan aset-aset ekonomi serta persenjataanya. Rusia adalah negara yan kuat baik dari
politik maupun militernya. Saat ini Rusia berusaha untuk kembali meraih status sebagai negara yang
berpengaruh dalam dunia internasional karena statusnya yang sekarang jauh menurun dibandingkan
dengan status Uni Soviet dulu. Pasca berakhirnya pemerintahan Uni Soviet pada tahun 1991,
kemunculan negara baru yang memerdekakan diri dari Uni Soviet, hal ini juga berdampak pada Rusia
karena negara ini adalah pewaris kebesaran Uni Soviet.
Suriah adalah koalisi penting bagi Uni Soviet. Perang dingin yang terjadi dulu memberikan
dampak ketegangan yang tinggi pada akhirnya memicu konflik militer regional salah satunya perang
Yom Kippur, yang merupakan perang Israel dengan Suriah dan Mesir. Selama perang, Israel maupun
Suriah dan juga Mesir mendapatkan bantuan dari sekutunya yaitu Amerika dan Uni Soviet. Uni Soviet
tampil untuk membantu Suriah dalam menghadapi serangan Israel yang mendapatkan dukungan dan
sokongan dari Amerika. Namun bantuan Uni Soviet tidak dapat menghindarkan Suriah dari kekalahan
dalam perang tersebut. Setelah mengalami kekalahan, Suriah mulai memperkuat pasukan militernya
melalui program kerjasama pembangunan angkatan senjata dengan Uni Soviet yang menjadi Rusia
sekarang. Aliansi strategis antara Suriah dan Uni Soviet berhasil mengurangi pengaruh kuat Israel di
kawasan Timur Tengah. Hubungan kedua negara tersebut terus berlanjut hingga runtuhnya Uni Soviet
yang menghasilkan Rusia.
Selain dari aliansi kedua negara tersebut pada era Perang Dingin, Rusia dan Suriah terus
meningkatkan hubungan antar kedua belah pihak hingga pecahnya konflik internal antara pemerintahan
Bashar Al Assad dengan pihak oposisi yang menginginkan kemunduran pemerintah Bashar. Rakyat
menuntut turunnya rezim Assad yang dianggap otoriter dan meminta pemerintah untuk menghapus
undang-undang darurat yang telah diterapkan sejak tahun 1963. Undang-undang tersebut dirasa tidak
dapat memenuhi kepentingan rakyatnya meskipun telah beberapa kali diperbaharui, karena rakyat
Suriah menginginkan sistem pemerintahan yang lebih demokratis. | en_US |
dc.description.abstract | usia adalah negara yang dulunya bagian dari Uni Soviet, juga sebagai pewaris tahta kekuasaan
Uni Soviet. Negara ini mendapatkan hampir dua per tiga wilayah yang dulunya teritorial Uni Soviet,
50% penduduk dan aset-aset ekonomi serta persenjataanya. Rusia adalah negara yan kuat baik dari
politik maupun militernya. Saat ini Rusia berusaha untuk kembali meraih status sebagai negara yang
berpengaruh dalam dunia internasional karena statusnya yang sekarang jauh menurun dibandingkan
dengan status Uni Soviet dulu. Pasca berakhirnya pemerintahan Uni Soviet pada tahun 1991,
kemunculan negara baru yang memerdekakan diri dari Uni Soviet, hal ini juga berdampak pada Rusia
karena negara ini adalah pewaris kebesaran Uni Soviet.
Suriah adalah koalisi penting bagi Uni Soviet. Perang dingin yang terjadi dulu memberikan
dampak ketegangan yang tinggi pada akhirnya memicu konflik militer regional salah satunya perang
Yom Kippur, yang merupakan perang Israel dengan Suriah dan Mesir. Selama perang, Israel maupun
Suriah dan juga Mesir mendapatkan bantuan dari sekutunya yaitu Amerika dan Uni Soviet. Uni Soviet
tampil untuk membantu Suriah dalam menghadapi serangan Israel yang mendapatkan dukungan dan
sokongan dari Amerika. Namun bantuan Uni Soviet tidak dapat menghindarkan Suriah dari kekalahan
dalam perang tersebut. Setelah mengalami kekalahan, Suriah mulai memperkuat pasukan militernya
melalui program kerjasama pembangunan angkatan senjata dengan Uni Soviet yang menjadi Rusia
sekarang. Aliansi strategis antara Suriah dan Uni Soviet berhasil mengurangi pengaruh kuat Israel di
kawasan Timur Tengah. Hubungan kedua negara tersebut terus berlanjut hingga runtuhnya Uni Soviet
yang menghasilkan Rusia.
Selain dari aliansi kedua negara tersebut pada era Perang Dingin, Rusia dan Suriah terus
meningkatkan hubungan antar kedua belah pihak hingga pecahnya konflik internal antara pemerintahan
Bashar Al Assad dengan pihak oposisi yang menginginkan kemunduran pemerintah Bashar. Rakyat
menuntut turunnya rezim Assad yang dianggap otoriter dan meminta pemerintah untuk menghapus
undang-undang darurat yang telah diterapkan sejak tahun 1963. Undang-undang tersebut dirasa tidak
dapat memenuhi kepentingan rakyatnya meskipun telah beberapa kali diperbaharui, karena rakyat
Suriah menginginkan sistem pemerintahan yang lebih demokratis. | en_US |
dc.publisher | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA | en_US |
dc.subject | SURIAH | en_US |
dc.title | KEBIJAKAN RUSIA DAN KEPENTINGANNYA DALAM KONFLIK INTERNAL SURIAH | en_US |
dc.type | Thesis
SKR
FISIP
558 | en_US |