dc.description.abstract | Pewangi ruangan pada saat ini semakin banyak digunakan di berbagai tempat, baik di perkantoran, rumah maupun area publik. Pewangi ruangan mengandung senyawa berbahaya antara lain formaldehid dan ftalat yang berpotensi merusak sistem reproduksi.
Penelitian ini bertujuan mengungkap pengaruh pendedahan pewangi ruangan mulai awal masa pertumbuhan terhadap struktur dan fungsi sistem reproduksi melalui pengamatan ketebalan sel-sel spermatogenik tubulus seminiferus dan jumlah sperma Rattus norvegicus.
Subyek penelitian ini adalah 30 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) jantan umur 7 hari, dibagi menjadi 3 kelompok secara merata, yaitu kelompok Kontrol (K), kelompok perlakuan pewangi ruangan cair merk X (P1), dan kelompok perlakuan pewangi ruangan gel merk X (P2). Kelompok P1 dan P2 didedahkan dengan pewangi ruangan sesuai kelompoknya mulai subyek berumur 7 hari dengan durasi masing-masing 15 menit pagi dan sore setiap hari. Durasi pendedahan ditingkatkan 15 menit setiap 7 hari, hingga subyek berumur 67 hari. Pada hari ke 68, subyek dikorbankan untuk dihitung jumlah spermanya dan diambil testisnya untuk dibuat sediaan histologi.
Hasil penelitian menunjukkan ketebalan tubulus seminiferus subyek kelompok K= 60,831 ± 3,760a, P1= 42,855 ± 4,838b dan P2= 47,308 ± 4,947b mikron. Jumlah sperma per mL kelompok K=10.677,06±2.272,60938a,P1=5.653,6314±1.298,62926b,dan P2= 4.710,9254±3.369,55562b.
Terbukti bahwa pendedahan pewangi ruangan pada masa pertumbuhan menyebabkan berkurangnya ketebalan lapisan sel-sel spermatogenik tubulus seminiferus dan jumlah sperma. | en_US |