Saat ini industry pariwisata telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pentingnya sektor pariwisata bagi banyak negara digambarkan dengan fakta bahwa pariwisata menyumbang 5% dari jumlah PDB dunia. Selain itu pariwisata menempati posisi ke empat setelah ekspor bahan bakar, bahan kimia dan produk otomotif dalam perdagangan internasional. Seiring dengan tumbuhnya industry pariwisata dunia, Jepang sebagai salah satu negara maju di Asia, mulai menjadikan pariwisata sebagai fokusnya. Pada masa pemeritahan Shinzo Abe periode ke II, pariwisata Jepang membidik Muslim Asia Tenggara sebagai target utamanya. Sebagai strateginya, Jepang menerapkan halal tourism atau yang juga dikenal dengan muslim friendly tourism untuk menarik wisatawan Muslim Asia Tenggara. Sebagai negara dengan penduduk yang minoritas Muslim, Jepang mencoba melakukan inovasi- inovasi terbaiknya, agar mampu bersaing dalam industry pariwisata halal, dikancah internasional. Today, the tourism industry has experienced very rapid development. The importance of the tourism sector for many countries is illustrated by the fact that tourism accounts for 5% of the world's GDP. In addition, tourism ranked fourth after exports of fuels, chemicals and automotive products in international trade. Along with the growth of the world tourism industry, Japan as one of the developed countries in Asia, began to make tourism its focus. During the second period of Shinzo Abe's government, Japanese tourism targeted Southeast Asian Muslims as its main target. As a strategy, Japan applies halal tourism or known as muslim friendly tourism to attract Muslim tourists from Southeast Asia. As a country with a Muslim minority population, Japan tries to make its best innovations, in order to be able to compete in the halal tourism industry, internationally.