dc.description.abstract | Saat gerhana bulan seperti malam ini, bumi seharusnya terang benderang oleh cahaya purnama. Tapi, bulan purnama tidak terjadi. Bulan tidak dapat memantulkan cahaya matahari karena terhalangi oleh bumi. Bumi pun akhirnya menjadi gelap gulita. Saat itulah umat Islam disunnahkan melakukah shalat khusuf. Beberapa jam kemudian, gerhana akan berlalu. Cahaya purnama kembali akan menyapa. Ditambah dengan sinar matahari pagi, bumi akan menjadi terang benderang kembali.
Kejadian alam seperti itu, mengingatkan kita pada putaran hidup manusia. Kita sebagai manusia pada hakikatnya merupakan tiupan ruh dari Allah SWT. Dalam fitrah hati manusia, ada cahaya ilahi di sana. Ada purnama di sana. Hanya saja, dalam perjalanan hidup manusia, cahaya dalam hati dan ruh tersebut tertutupi dan terhalangi oleh kebiasaan buruk, kemaksiatan, kemunkaran, dan kezaliman yang dilakukannya.
Jika cahaya ilahi dalam diri manusia tertutupi oleh serangkaian amal buruknya, saat itulah manusia mengalami gerhana pada dirinya. Dia tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang batil. Atau, jika pun dia tahu mana yang batil dan mana yang haqq, dia cenderung untuk tenggelam dalam kebatilan ketimbang mengikuti jalan kebenaran.
Lalu, bagaimana agar manusia dapat mengenyahkan gerhana di dalam dirinya dan segera menciptakan purnama yang menyinari diri dan sekitarnya? | en_US |