dc.description.abstract | Perkembangan teknologi digital dalam sepuluh tahun terakhir telah menjadikan media-media bertransformasi. Media-media baru bermunculan dengan menghadirkan karakteristik yang mengaburkan batas antara pengirim dan penerima. Media baru memberdayakan penerima untuk turut berperan sebagai penyedia konten. Berikutnya, media-media baru yang diproduksi oleh pihak-pihak yang selama ini hanya menjadi penerima konten bermunculan. Media-media ini mampu menjadi alternatif dalam dunia industri media. Deprofessionalized, decapitalized, dan deinstitutionalized menjadi ciri khas dari media-media tersebut. Situs Mojok.co menjadi salah satu contohnya. Namun, untuk mempertahankan eksistensinya, hal-hal yang terkait dengan finansial kerap menjadi persoalan bagi media-media alternatif termasuk Mojok.co. Kebutuhan akan suntukan dana menjadi tidak terelakkan. Masuknya investor, menjadikan ketiga ciri media alternatif perlahan menjadi hilang. Investasi memberikan problem baru, yaitu problem kepemilikan dan kontrol. Kedua akan memberikan banyak perubahan dalam produksi konten media-media alternatif. Investasi Tirto.co pada Mojok.co menyebabkan Mojok.co mengalami perubahan. Mojok.co kehilangan independensinya, misalnya saja adanya target tertentu untuk mencapai page view. Dengan mengejar view sebagai indikator, sesungguhnya Mojok.co sama seperti media-media online lainnya merujuk pada peringkat Alexa. Secara ideologis, Mojok.co menyatakan bahwa tidak memihak pada ideologi tertentu. Hal ini mengindikasikan bahwa Mojok.co mencoba untuk menjangkau semua sasaran.
Untuk itulah, kajian ekonomi politik perlu dilakukan untuk memahami persoalan tersebut. Lewat kajian ekonomi politik, penelitian ini mencoba untuk mengeksplorasi mekanisme kontrol, pergeseran kebijakan redaksional dan praktek produksi situs Mojok.co pasca investasi Tirto.co. | en_US |