Algoritme Deteksi Multi Drug Resistan Tuberkulose (MDR-TB) Berdasarkan Faktor Risiko, Pemeriksaan Mikrobiologi dan Pemeriksaan Radiologi Tahun I
Abstract
Permasalahan TB semakin serius dan terus bertambah dengan adanya permasalahan baru yaitu munculnya TB resisten terhadap obat anti TB (OAT) yang disebut MDR-TB. Terdapat beberapa faktor risiko yang mempunyai kecenderungan menjadi MDR TB. Kenyataan di lapangan, penegakan diagnosis MDR-TB cukup sulit dan memerlukan waktu lama serta biaya yang banyak. Badan kesehatan dunia, WHO mengupayakan alat diagnostik yang akurat dan singkat, yaitu 2 jam untuk men diagnosis MDR-TB, yaitu Gene X-pert. Ketersediaan Gene X-pert masih sangat terbatas, sehingga permasalahan penegakan diagnosis MDR-TB sampai sekarang masih menjadi kendala. Berdasarkan beberapa alasan di atas peneliti ingin menyusun algoritme beberapa faktor risiko (9 faktor risiko), hasil sputum BTA, karakteristik lesi radiografi toraks yang mempunyai prediktor terbesar MDR-TB dengan penelitian cross sectional untuk mendapatkan hubungan antara faktor risiko MDR-TB, hasil sputum BTA dan karakteristik lesi radiografi toraks berdasarkan hasil pemeriksaan Gene X-pert MDR-TB. Analisis penelitian ini ada beberapa, yaitu : 1). perbandingkan pemeriksaan BTA dengan hasil Gene X-pert, yang merupakan data nominal - nominal, tidak berpasangan sehingga menggunakan analisis statistik komparatif chi square (x2); 2). korelasi faktor risiko terkuat sebagai prediktor MDR TB (data kategorikal- kategorikal) dengan analisis multivariat regresi logistik prediktif; 3). korelasi karakteristik lesi radiografi toraks dengan analisis multivariat regresi logistik prediktif. Laporan penelitian tahap I tahun 2018, Data yang kami dapatkan belum sepenuhnya tercapai. Data Dinas kesehatan Propinsi D.I.Yogyakarta menunjukkan bahwa dari semua pasien di RS Sardjito dan RSUD yang tersebar di wilayah D.I. Yogyakarta terduga MTB yang dilakukan pemeriksaan Gene X-Pert , sejak adanya Gene X-pert di beberapa RS tersebut berjumlah 2026. Dari 2026 pasien yang dilakukan pemeriksaan Gene X-pert dan menunjukkan MTB (+) dengan hasil Rifampisin-sensitif adalah 345 pasien dan yang hasil Rifampisin-resisten berjumlah 33 pasien (9,56%). Tahun 2018 triwulan I-II , jumlah Kasus MDR-TB yang diperiksa Gene X-pert berjumlah 2720 pasien dan jumlah pasien MTB (+) 238 pasien dengan Resisiten-Rifampisin 16 dari 238 Pasien ( 6,72%). Pemeriksaan Gene X-pert Tahun 2017-2018 jumlah MDR TB dengan hasil Rifampisin- resisten berjumlah 22 orang. Data yang belum kami dapatkan adalah hasil pemeriksaan radiografi toraks pasien klinis MDR-TB , yaitu jenis lesi atau bentuk lesi (infiltrate, kavitas, fibrosis, pleural thickening dan bentuk-bentuk lesi yang lain) serta lokasi lesi pada radiografi toraks yaitu pada lapangan paru atas-tengah dan bawah . Analisis statistik hubungan gejala klinis berdasar 9 kriteria WHO dan 1 di luar kriteria WHO dan jenis lesi radiografi toraks pada pasien suspek MDR TB dengan hasil Gene X-pert (rifampisisn resisten dan sensitive), sebagai predictor untuk menyusun satu algoritme suspek MDR-TB sebagai skrining pemeriksaan lanjutan pada pasien terduga MDR-TB belum dapat peneliti lakukan. Hal ini karena masih kurangnya data hasil pemeriksaan radiografi toraks. Data hasil pemeriksaan radiografi toraks , akan kami dapatkan dengan melakukan ijin pengambilan data ke RS Sardjito, RSUD Sleman, RSUD Kota Yogyakarta dan RS Pratama Yogyakarta. Sampai saat ini pengambilan data belum dapat kami lakukan, dan kami masih menunggu pihak RS memberikan ijin pengambilan data. Target data radiografi toraks akan kami dapatkan maksimal bulan januari 2019.